Berita

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, dalam seminar yang bekerjasama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie, di kantor LS Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (28/10)/Ist

Politik

Prediksi Denny JA, Hoax yang Manfaatkan Kecanggihan AI Bakal Merajalela pada Pemilu 2024

MINGGU, 29 OKTOBER 2023 | 00:42 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) diprediksi bakal digunakan aktor-aktor politik dan tim kampanyenya untuk menebar hoax, sebagai alat menyerang lawan politik.

Menurut pengamatan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, hoax yang memanfaatkan AI sudah bertebaran di media sosial jelang perhelatan Pemilu 2024. Dia pun mencontohkan video pidato Presiden Joko Widodo menggunakan bahasa Mandarin yang belakangan ini viral di platform media sosial TikTok.

"Secara wajahnya persis wajah Jokowi, juga suaranya dan gerak bibirnya juga persis Jokowi yang terlihat natural. Ini dikreasi oleh artificial intelligence," ujar Denny dalam seminar kuliah umum bekerjasama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie, di kantor LS Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (28/10).

Menurutnya, teknologi AI bukan hanya digunakan untuk hal-hal baik, namun dapat menjadi alat menyebar fitnah, ujaran kebencian, dan hoax jelang atau saat kontestasi Pemilu Serentak 2024 berlangsung.

Sebagai bukti, Denny menyebutkan catatan Reuters yang merangkum produk hoax buatan AI atau Deepfake yang telah terjadi secara global. Di mana angkanya mencapai 500 ribu hoax dalam bentuk video dan audio sepanjang 2023.

"AI semakin canggih dalam menciptakan hoax yang semakin sulit dikenali," sambungnya menegaskan.

Oleh karena itu, Denny meyakini video palsu Presiden Jokowi tersebut merupakan fenomena awal dari gelombang hoax menggunakan teknologi AI yang akan membanjir medsos pada Pemilu Serentak 2024.

Denny pun menawarkan solusi praktis untuk pemerintah terutama penyelenggara pemilu. Yaitu memperketat sistem keamanan internet networking dalam rangka mencegah penyebaran hoax yang diproduksi menggunakan AI.

"Meningkatkan sumber-sumber cek fakta, termasuk yang disediakan oleh media besar dan pemerintah, untuk memverifikasi berita-berita viral," tutur Denny.

"Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp, juga harus bekerjasama dengan lembaga cek fakta untuk memfilter hoax," tutupnya. 

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya