Berita

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI/Net

Publika

Poros Capres-Cawapres dari Tiga “Dinasti Politik”

OLEH: ANDRE VINCENT WENAS*
RABU, 25 OKTOBER 2023 | 11:30 WIB

AKHIRNYA tiga poros capres terbentuk.

Pertama, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung, didukung dan dikendalikan oleh dinasti politik Surya Paloh, dengan Partai Nasdem sebagai parpol utama (59 kursi, atau 10,26%), dan parpol koalisinya PKB (58 kursi, 10,09%), PKS (50 kursi, 8,7%) dan Partai Ummat.

Kedua, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung, didukung dan “dikendalikan” oleh dinasti politik Megawati Soekarnoputri, dengan PDIP sebagai parpol utama (128 kursi, 22,26%), dan parpol koalisinya PPP (19 kursi, 3,3%), Partai Hanura dan Partai Perindo.

Ketiga, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang diusung, didukung dan dikendalikan oleh “dinasti politik” Joko Widodo. Koalisinya: Partai Gerindra (78 kursi, 13,57%), Partai Golkar (85 kursi, 14,78%), PAN (44 kursi, 7,65%), Partai Demokrat (54 kursi, 9,39%), dan PBB, Gelora, Garuda dan PSI.

Lho, kok yang “dinasti politik” Jokowi pakai tanda kutip?

Ya, karena kita sendiri belum clear, alias belum jelas dan belum mengerti parpol mana yang menjadi “kerajaan politik” milik keluarga (dinasti) Jokowi?

Tentu beda dengan dua parpol sebelumnya, Nasdem adalah “kerajaan politik” keluarga (dinasti politik) Surya Paloh, dengan Prananda Paloh sebagai putra mahkota. Sanak saudara yang lain? Mungkin teman-teman di Nasdem bisa kasih bocoran.

Dan PDIP adalah “kerajaan politik” keluarga (dinasti politik) Megawati, dengan Puan Maharani sebagai putri mahkota dan Prananda Prabowo sebagai pangeran dinasti.

Di koalisi Prabowo-Gibran, parpol mana yang jadi “kerajaan politik” milik “dinasti” Jokowi?

Apakah Gerindra? Pasti bukan, tanya saja pada Prabowo, atau Hashim. Apakah Golkar? Tak perlu diceritakan lagi soal “perebutan kekuasaan” di antara faksi-faksinya, seru dan mencekam.

Apakah Demokrat? Hmm… ada yang mau tanya ke SBY, AHY dan Ibas? Lalu parpol lain seperti PAN? Gelora? Garuda? Atau PSI? …hmm mungkin PSI barangkali?

Katanya PSI mengaku-aku sebagai partainya Jokowi. PSI yang selalu bilang “tegak lurus” atau “sejalan” dengan Jokowi. Apalagi ketua umumnya sekarang adalah Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.

Mungkin para pengamat politik profesional bisa bantu jelaskan, mengapa Kaesang memilih parpol bocil yang nonparlemen ini sebagai tempatnya berkiprah dalam dunia politik?

Kenapa tidak sedari awal pilih masuk ke parpol gede yang bisa “menjamin” karir politik Kaesang pasti moncer.

Ya, kenapa PSI?

PSI ini parpol yang terbukti telah bikin repot kebiasaannya para anggota dinasti politik dan kroni-kroninya lho. Programnya antikorupsi dan antiintoleransi. RUU Perampasan Aset Koruptor dan RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal digembar-gemborkan hanya oleh PSI.

Ini kan bakal bikin susah para anggota “dinasti politik” nantinya, betul nggak? Para pengamat politik profesional, kiranya bisa bantu menjelaskan mengapa Kaesang (dan Jokowi?) memilih PSI?

Okelah, kita kembali ke soal tiga poros capres-cawapres. Singkatnya disimpulkan begini: poros pertama pengendalinya adalah Surya Paloh, poros kedua dikendalikan Megawati, dan poros ketiga dikendalikan Jokowi.

Sederhana kan? Surya Paloh, Megawati dan Jokowi.

Anda memilih yang mana?

*Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya