Berita

Potret anggota pasukan militer Israel (IDF) yang diduga mendapatkan donasi makanan McDonald's/Net

Politik

Ekonom Ingatkan Potensi Penumpang Gelap di Balik Ajakan Boikot Produk Sekutu Israel

SELASA, 24 OKTOBER 2023 | 22:04 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Masyarakat Indonesia diimbau lebih bijaksana menyikapi konflik di Jalur Gaza, salah satunya soal gerakan boikot terhadap produk-produk tertentu yang dianggap mendukung Israel.

Ekonom Mumtaz Foundation, Dr Nurizal Ismail mengingatkan, yang perlu diperhatikan masyarakat Indonesia khususnya umat Islam adalah terkait label halal, bukan dari mana produk itu berasal.

“Yang wajib dilihat itu adalah syarat halalnya, sudah terpenuhi belum dari badan jaminan produk halal. Jadi, jangan mengait-kaitkan dengan negara yang tengah berkonflik saat ini. Itu sesuatu hal yang berbeda,” kata Dr Nurizal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/10).


Beberapa hal yang ia soroti adalah gerakan boikot produk makanan, seperti McDonald's, KFC, hingga Starbucks yang ramai di media sosial karena dianggap sebagai sekutu Israel. Menurutnya, sepanjang memenuhi syarat halal, maka tidak ada masalah untuk dikonsumsi.

"Kita sebagai umat muslim kan boleh membelinya, karena sudah menjadi produk halal,” jelasnya.

Ia mengamini, gerakan boikot produk-produk tertentu sudah pernah muncul dan bukan hanya karena konflik Israel-Palestina.

Ia memandang, gerakan tersebut sebagai bentuk emosional solidaritas terhadap warga muslim di Palestina karena serangan Israel. Namun di lain sisi, gerakan tersebut juga bisa berimbas dan merugikan ekonomi dalam negeri.

“Akan ada trade-off ketika kita memboikot produk mereka. Misalnya ketika terjadi penurunan pembelian produk yang diboikot, maka akan terjadi pengurangan lapangan pekerjaan,” jelas dosen senior bidang sejarah ekonomi di Institut Agama Islam Tazkia ini.

Hal lain yang perlu diperhatikan, isu pemboikotan tersebut juga jangan sampai ditunggangi oleh pihak tertentu demi menjatuhkan perusahaan lain.

“Bisa jadi ada ‘penumpang gelap’ yang sengaja memanfaatkan konflik ini untuk menjatuhkan perusahaan lain. Jadi, kita perlu pintar-pintar membaca kembali sehingga tidak merugikan orang banyak,” tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya