Berita

Dirjen Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani memarahi pihak perusahaan Sampoerna Agro saat penyegelan di areal perusahaan yang terbakar di Kabupaten OKI, Sumsel beberapa waktu lalu/RMOLSumsel

Nusantara

Beri Sumbangan Sampai Penghargaan untuk Pulihkan Dosa, Gimmick Korporasi Perusak Lingkungan?

JUMAT, 20 OKTOBER 2023 | 21:19 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan Penanaman Modal Asing (PMA), Sampoerna Agro (SA) disegel oleh Dirjen Gakkum Kementerian LHK pada awal Oktober 2023 lalu.

Setidaknya ada 586 hektar luas lahan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan ini yang terbakar, atau setengah dari luasan lahan yang dikuasai yakni 1.200 hektar.

Penyegelan ini tak lepas dari kerusakan lingkungan dan pencemaran udara akibat kabut asap yang terjadi akibat terbakarnya areal kebun milik perusahaan.

Melansir keterangan resmi Head of Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri, api yang membakar areal perkebunan itu sebetulnya berasal dari Estate Sepucuk.

Sehingga menurutnya areal milik SA yang disegel sebetulnya tidak terdampak. "Api berasal dari luar konsesi perkebunan perseroan sebagai akibat dari angin yang berhembus sangat kencang," katanya dikutip dari Kantor Berita RMOLSumsel, Jumat (20/10).

Hal ini lah yang membuat api merambat masuk ke areal perkebunan perseroan, sehingga akhirnya kebakaran meluas.

Meskipun berdalih, hal ini tidak menyurutkan upaya penyegelan yang tetap dilakukan oleh Kementerian LHK, lewat Dirjen Gakkum Rasio Ridho Sani. Cap sebagai perusak lingkungan kadung menyebar.

Dalih itu seakan belum lengkap, untuk memulihkan citranya, SA bergerak cepat. Beberapa hari lalu, perusahaan ini langsung memberikan bantuan untuk pengendalian Karhutla di Sumsel.

Bantuan berupa uang sebesar Rp500 juta itu diserahkan oleh Regional Head Plantation PT. Sampoerna Agro Tbk Eldi Nuzan, yang diterima langsung oleh Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil selaku Wadansatgas Pengendalian Karhutla di Sumsel.

Penyerahan bantuan tersebut juga disaksikan oleh Kadisbun Sumsel Agus Darwa, Kalaksa BPBD Sumsel M. Iqbal, Ketua Gapki Sumsel Alex Sugiarto.

Seakan tak cukup, emiten berkode SGRO itu diketahui juga memberikan penghargaan kepada Bupati OKI, Iskandar yang dianggap telah mendukung industri kelapa sawit dan kesejahteraan petani melalui program Replanting terluas di Indonesia.

Dalam pemberian penghargaan yang berlangsung Kamis (19/10) itu, SA melalui Eldi Nuzan juga menyebut jika pihaknya telah bersinergi dengan pemerintah dan banyak memberikan bantuan terhadap Pemkab OKI.

Tidak Akan Menghapus Dosa

Aktivis Lingkungan KAWALI Sumsel yang dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel mengatakan bahwa yang dilakukan oleh SA ini tidak akan menghapus dosa dan catatan buruk perusahaan sebagai korporasi perusak lingkungan.

Pada 2016 lalu, anak perusahaan SA yakni PT National Sago Prima (NSP) divonis denda Rp1 triliun dalam kasus gugatan Karhutla di Riau, dengan luas lahan yang terbakar sebanyak 3.000 hektar.

Meski sempat mengajukan peninjauan kembali, namun Mahkamah Agung akhirnya menolak permohonan perusahaan itu pada November 2020. Dua pimpinan perusahaan, Erwin dan Nowo Dwi Priyono yang sempat jadi terdakwa kemudian divonis bebas dan menjadi kontroversi.

Vonis inipun menjadi denda terbesar dalam sejarah penanganan karhutla dan perusakan lingkungan di Indonesia. "Kita tidak akan bisa lupa kasus ini," kata Ketua Kawali Sumsel, Chandra Anugerah.

Meskipun di sisi lain perusahaan juga telah berkontribusi terhadap pemerintahan dan upaya lain yang dianggap telah mendukung penanganan karhutla, Chandra menyebut hal ini cuma sebatas gimmick.

"Kontribusi terhadap pemerintah merupakan kewajiban, tapi tidak serta merta kemudian gimmick menjadikan ini dalih untuk melakukan perusakan lingkungan," ungkapnya.

Sebagai perusahaan terbuka, yang juga dimiliki asing, SA menurut Chandra harus berbuat lebih di Sumsel, agar tidak dikesankan sebagai perusahaan yang hanya mengeruk sumber daya alam.

"Kami mendorong Kementerian LHK dan Pemprov Sumsel memberikan sanksi yang lebih berat sebagai efek jera, sekaligus menjadi contoh bagi perusahaan lain di Sumsel," tegasnya.



Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya