Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekspor Jam Tangan Swiss Meningkat, Hasilkan Rp 41,1 Triliun

JUMAT, 20 OKTOBER 2023 | 10:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ekspor jam tangan Swiss mengalami penurunan, menandakan penurunan pertama dalam lebih dari dua tahun, seiring dengan melemahnya permintaan untuk jam tangan mewah akibat kenaikan harga dan tekanan ekonomi.

Meskipun terjadi penurunan signifikan dalam pengiriman ke pasar utama di AS dan China, nilai ekspor jam tangan Swiss pada September tercatat naik 3,8 persen menjadi 2,3 miliar franc Swiss (41,1 triliun rupiah).

Federasi Industri Jam Tangan Swiss mengatakan Kamis (19/10), bahwa ekspor ke AS, yang melampaui China sebagai tujuan utama dua tahun lalu, turun sebesar 6,4 persen pada bulan September, sementara ekspor ke China turun sebesar 5,5 persen.


Menurut laporan The National, peningkatan bulanan ini merupakan yang kedua berturut-turut setelah nilai ekspor turun pada bulan Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.

Para analis mengatakan harga yang lebih tinggi meningkatkan nilai total ekspor jam tangan Swiss, meskipun jumlah jam tangan yang dibeli oleh pembeli luar negeri turun sebesar 2,9 persen.

Federasi mengatakan nilai ekspor ke Hong Kong tumbuh sebesar 24 persen, ke Jepang sebesar 9 persen, dan ke Uni Emirat Arab sebesar 2,3 persen.

Meskipun terjadi penurunan jumlah jam tangan yang diekspor dengan harga di atas 3.000 franc Swiss sebesar 3 persen, pasar kelas mewah berhasil meningkatkan nilai jam tangan yang diekspor sebesar 8,2 persen.

Sementara itu, ekspor jam tangan dengan harga entry-level naik 4,3 persen, sebuah kategori yang menurut Thomas Chauvet dari Citi didorong oleh kesuksesan MoonSwatch dan pengiriman kolaborasi SwatchxBlancpain yang baru.

Ekspor jam tangan Swiss mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu yaitu lebih dari 24 miliar franc, namun pada tahun 2023 volume penjualan mulai melambat sejalan dengan perlambatan pengeluaran keseluruhan untuk barang-barang mewah.

Tak lama setelah pandemi Covid berakhir, ekspor jam tangan Swiss melonjak. Misalnya, antara tahun 2020 dan 2022, nilai ekspor ke Amerika Serikat meningkat lebih dari 90 persen. Pada periode yang sama, ekspor jam tangan Swiss ke UEA tumbuh sebesar 48 persen. Sejumlah merek seperti Omega, Patek Philippe, dan Rolex pun telah menaikkan harga untuk menutupi biaya produksi yang lebih tinggi, meningkatkan penjualan dan keuntungan di tengah tren naik tersebut.

Namun kenaikan inflasi dalam dua tahun terakhir, disertai dengan kenaikan suku bunga, telah sangat membebani pasar barang-barang mewah, terutama barang-barang dengan harga lebih rendah, di mana permintaan dari pembeli yang aspirasional telah melambat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya