Presiden RI, Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping/Net
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan China semakin kuat dengan mencapai nilai perdagangan melebihi angka 130 miliar, atau setara dengan Rp 2.041 triliun.
Hal ini diumumkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, Erick Thohir, dalam rangkaian acara The Third Belt and Road Forum for International Cooperation di Beijing.
"Ini menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi kedua negara untuk memastikan kesejahteraan rakyat terus diperbaiki dan ditingkatkan," ujar Erick, yang dikutip Kamis (19/10).
Dalam Indonesia-China Business Forum, Menteri BUMN itu juga mengumumkan bahwa investasi China di Indonesia telah mencapai 12,6 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 197,8 triliun dengan berbagai sektor investasi, termasuk energi dan teknologi kesehatan.
"Investasi senilai 12,6 miliar dolar ini melibatkan perusahaan swasta, BUMN-swasta, maupun BUMN-BUMN, yang bertujuan untuk memperkuat pengembangan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan di Indonesia, sekaligus menciptakan peluang pekerjaan baru," jelas Erick Thohir.
Dalam kunjungan kerja itu, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) telah bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping untuk membahas berbagai pembahasan mencakup peningkatan kerja sama investasi dalam sejumlah sektor, seperti baterai kendaraan listrik, otomotif, pabrik suku cadang, kilang petrokimia, produksi baja, dan pengembangan kerja sama di sektor ekonomi halal.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan harapannya agar China dapat menjadi mitra strategis dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara, yang saat ini masih dalam tahap perencanaan.
"Untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara, saya harap RRC juga dapat jadi mitra strategis," kata Jokowi mengutip keterangan resminya.
Terkait perdagangan, Presiden Jokowi juga mengusulkan perlunya pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor untuk produk seperti sarang burung walet, serta penambahan jenis produk ekspor seperti perikanan, pertanian, dan buah tropis.
Sementara dalam sektor keuangan, Jokowi juga mendukung rencana pembentukan transaksi dalam mata uang lokal melalui QR cross-border untuk memfasilitasi ekspor-impor dan investasi.
Di samping itu, dalam upaya mengatasi tantangan ketahanan energi, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Indonesia sedang mempercepat penambahan pembangkit energi terbarukan (EBT) sebesar 60 GW hingga tahun 2040. Ia berharap China juga dapat mendukung kerja sama di sektor kelistrikan antara Indonesia dan Tiongkok.
Selain aspek ekonomi, peningkatan jumlah wisatawan antara kedua negara juga menjadi fokus yang ditekankan dalam pertemuan tersebut, di mana Presiden Jokowi mengusulkan penambahan frekuensi penerbangan langsung antara Indonesia dan China serta peningkatan program beasiswa dan pelatihan vokasi bagi mahasiswa Indonesia.