Berita

Mark Grogan, Founder dan CEO dari perusahaan Circle 8 saat melakukan presentasi terkait pengelolaan sampah plastik pada 18 Oktober 2023/RMOL

Bisnis

Demo Day IPPN, Tawarkan Inovasi Atasi Solusi Sampah Plastik

RABU, 18 OKTOBER 2023 | 14:58 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sampah plastik masih menjadi masalah serius yang dihadapi seluruh dunia. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut para wirausahawan dan peneliti menawarkan pendekatan inovatif untuk mengurangi sampah plastik.

Melalui Demo Day yang diselenggarakan Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN) pada Rabu (18/10) di Shangri La, Jakarta, para wirausahawan dan perusahaan rintisan mempresentasikan hasil solusi inovatif yang mereka tawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Inovasi-inovasi itu lahir dari Plastics-Innovation Hub Indonesia, sebuah kemitraan antara badan sains nasional Australia, CSIRO, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia.


Selama delapan minggu, tim wirausahawan dan peneliti telah dibimbing untuk mengasah ide-ide mereka serta membangun kesiapan pasar sambil memperhatikan lingkungan melalui program akselerator yang diselenggarakan IPPIN.

Salah satu peserta bernama Gulontam dari RiverRecycle, dalam presentasinya menyebut bahwa Asia merupakan rumah bagi 15 dari 20 sungai paling terkontaminasi di dunia.

Perusahaan asal Finlandia yang berdiri pada 2019 itu menciptakan model bisnis unik yang menawarkan layanan pembersihan sungai yang berkelanjutan tanpa memerlukan pendanaan terus-menerus, kepada pemilik masalah, seperti pemerintah pusat dan daerah.

"Tujuan kami adalah menghentikan sampah plastik memasuki lautan sekaligus menciptakan perubahan positif jangka panjang," ujar Gulontam dalam presentasinya.

Dalam model bisnisnya, RiverRecyle mengumpulkan, mendaur ulang sampah plastik dan puing-puing yang mengambang di sekitar sungai, serta menjual produk daur ulang tersebut untuk membiayai operasi mereka.

Saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki proyek aktif di lima negara, termasuk India, Bangladesh, Filipina, Ghana, dan Indonesia, yang telah mendapatkan manfaat dari jaringan kemitraan dan kolaborasi yang luas, yang turut menciptakan lapangan pekerjaan untuk para pemungut sampah plastik di wilayah tersebut.

"Kami membayar gaji untuk proyek tersebut, dan kemudian mereka mendapat penghasilan tambahan," tambahnya.

Meski begitu, Gulontam menyebut perlu ada pasar yang lebih luas untuk produk daur ulang  sampah plastik.

Selain Gulontam dari RiverRecycle, ada Mark Grogan, Founder dan CEO dari perusahaan Circle 8, yang juga ikut menyampaikan presentasinya dalam acara IPPIN tersebut.

Dalam pemaparannya, Circle 8 menawarkan teknologi disruptif sebagai solusi yang nyaman, terjangkau, dan mudah diakses untuk mengatasi krisis sampah plastik global.

Perusahaan tersebut meluncurkan sebuah aplikasi bernama SmartBin, dimana konsumen akan memiliki kekuatan untuk berkontribusi terhadap pembuangan sampah plastik dengan mendapatkan reward dari setiap sampah plastik yang dapat didaur ulang.

Melalui sistem tersebut, para pengguna dapat mengidentifikasi barang limbah menggunakan barcode atau Kode QR, dengan sistem Al bertenaga sangat rendah yang unik untuk merekonsiliasi item, hemat biaya, dan didukung oleh baterai atau energi matahari.

Dalam acara tersebut, turut hadir Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, yang mengapresiasi upaya untuk mengurangi sampah plastik di masa depan.

"Solusi inovatif dan akar rumput yang kita lihat saat ini menunjukkan kemajuan yang dapat kita capai demi tujuan bersama untuk mengakhiri sampah plastik. Oleh karena itu, saya memuji upaya lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia, CSIRO, yang bermitra dengan Kemdikbud, serta kemitraan teknologi plastik nasional Indonesia dalam melanjutkan inisiatif bilateral yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, inovasi teknologi, dan pengurangan sampah," ujar Penny.

Menurutnya, sebagai tetangga dekat, Australia dan Indonesia akan mendapatkan manfaat dari kerja sama dalam mengatasi tersebut, guna mengurangi sampah plastik dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

IPPIN merupakan bagian dari Misi Mengakhiri Sampah Plastik CSIRO, yang berupaya mengurangi 80 persen sampah plastik yang masuk ke Lingkungan Australia pada 2030.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya