Berita

Anggota Bawaslu Lolly Suhenty (tengah) saat meluncurkan Pemetaan Kerawanan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024 Isu Strategis: Politisasi SARA di Yogyakarta, Selasa (10/10)/Ist

Politik

Paling Rawan, Ayo Kenali Indikator Politisasi SARA Pemilu 2024

SABTU, 14 OKTOBER 2023 | 14:07 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di momen pemilihan umum (pemilu) masuk kategori kerawanan tinggi.

Sebagai bentuk pencegahan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membuat indeks atau peta kerawanan SARA agar masyarakat bisa mengetahui dan ikut mengantisipasi sehingga tidak terjadi di Pemilu Serentak 2024.

Peta kerawanan yang disusun pusat penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pelatihan (Puslitbangdiklat) Bawaslu itu memuat beberapa hal penting, yakni mulai dari daerah yang terkategori rawan tinggi politisasi SARA hingga indikator-indikatornya.


Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty menjelaskan, politisasi SARA berpotensi memberikan dampak berbahaya bagi keutuhan masyarakat Indonesia, yakni memicu kekerasan berbasis SARA dan bisa memecah belah bangsa.

Dia menyebutkan, terdapat tiga indikator politisasi SARA yang potensi memunculkan kekerasan dan perpecahan yang antara lain  kampanye di media sosial, kampanye tempat umum, dan penolakan calon berbasis SARA.

"Artinya, penolakan calon berbasis sara kalau terjadi itu akan berpengaruh terhadap meningkatnya kekerasan berbasis SARA," ujar Lolly, Sabtu (14/10).

Contoh lain yang kerap terjadi dari indikator kampanye di media sosial. Bentuknya berupa pesan provokatif, dan juga dimaksudkan untuk  membuat bentrokan antarwarga atau kelompok.

Kerawanan tersebut berpotensi terjadi berulang dan punya intensitas cukup tinggi di 6 wilayah provinsi, yakni DKI Jakarta, Maluku Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Papua Barat, Jawa Barat (Jabar), dan Kalimantan Barat (Kalbar).

"Inilah enam provinsi paling rawan, kalau kita bicara soal isu soal politisasi sara," sambung Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI itu.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, Bawaslu mencatat 20 daerah memiliki kerawanan tinggi diantaranya Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Puncak, Kabupaten Administrasi Pulau Seribu, Kota Jakarta Pusat, Kabupaten Sampang.

Kemudian Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Alor, Kabupaten Malaka, Kabupaten Mappi, Kota Jakarta Barat, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kota Jakarta Timur, Kabupaten Mimika, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Sleman, Kabupaten Landak, Kabupaten Sarmi, dan Kota Subulussalam.

"Dari dua puluh kabupaten/kota, sembilan di antaranya ada di Indonesia Timur, maka dibutuhkan upaya perencanaan terbaik," tambah Lolly menegaskan.

Untuk itu, dia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi melakukan upaya pencegahan politisasi SARA dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Kemenkominfo, Dewan Pers, platform media sosial.

Selain itu, Bawaslu juga dipastikan bekerja sama dengan para pihak lainnya seperti TNI/Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengidentifikasi gejala dan mencegah berkembangnya politisasi SARA.

"Provinsi yang dipetakan peristiwanya banyak terjadi di Kabupaten/Kota. Waspadalah, lakukan upaya pencegahan terbaik supaya ini tidak terjadi di 2024," tutup Lolly.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya