Traktor menurunkan tebu ke dalam truk saat panen di Brasil/Net
Harga beberapa bahan pokok merangkak naik. Belum usai keresahan soal beras, harga gula sejak beberapa pekan lalu masuk dalam daftar kepusingan masyarakat.
Data Bank Dunia periode September 2023 menyebutkan, rata-rata harga gula mentah (raw sugar) global mencapai 0,58 dolar AS per kilogram, atau sekitar Rp 9.048 (asumsi kurs Rp 15.600/dolar AS).
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) mencatat harga gula terus melonjak, melampaui harga tertinggi tahun 2022. Pada pekan lalu, harga gula terpantau di kisaran Rp 15.900 per kilogram. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya harganya naik 5,29 persen atau Rp 15.100 per kilogram.
Nikkei Asia dalam laporannya menyebutkan bahwa kenaikan harga beberapa komoditas termasuk gula disebabkan meningkatnya harga minyak, yang juga berkontribusi terhadap tekanan inflasi yang terus-menerus.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate ditutup pada 85,97 dolar AS per barel pada Selasa (10/10), sebelum turun pada Rabu, sempat menyentuh 83,11 dolar AS.
Harga gula telah meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah sejak bulan Juli, ketika Arab Saudi dan Rusia mengumumkan perpanjangan pengurangan produksi minyak.
Harga penutupan gula mentah berjangka New York pada Selasa adalah 27,05 sen per pon, naik 18 persen dari akhir Juni. Harganya naik hingga 27,62 sen pada 19 September, tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Harga pada Rabu (11/10) sempat turun menjadi 26,58 sen.
Sektor nonkomersial, termasuk dana investasi, memiliki 239.240 kontrak berjangka gula mentah pada 26 September, meningkat 9 persen dari akhir Juni, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Food and Agriculture Organization (FAO) menilai bahwa lonjakan harga gula global tahun ini tak lepas dari kemunculan El Nino yang merupakan fenomena pemanasan suhu permukaan laut yang bisa menimbulkan anomali cuaca berupa kekeringan di sebagian belahan dunia, sekaligus peningkatan curah hujan di belahan dunia lainnya. Hal ini bisa mengganggu produksi pertanian.
Adapun harga gula global berpotensi naik lagi dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, menurut FAO, saat ini kenaikan harga masih tertahan oleh panen di Brazil, yang merupakan negara produsen tebu terbesar dunia.
Brasil dan India, yang masing-masing menyumbang 20 persen ??produksi gula mentah dunia, memegang kendali atas keseimbangan pasokan-permintaan.
Di awal Oktober, 49,54 persen tebu yang diproduksi di wilayah tengah-selatan Brasil, yang menyumbang 90 persen produksi negara itu, adalah gula mentah, menurut Asosiasi Industri Tebu dan Bioenergi Brasil.
Panen di Brazil yang sedang berlangsung saat ini masih membatasi kenaikan harga. Melemahnya nilai tukar mata uang Brasil terhadap dolar Amerika Serikat, serta rendahnya harga etanol, juga berkontribusi menahan kenaikan harga gula dunia. Bukan hanya di skala global, kenaikan harga gula juga sudah terlihat di skala nasional.