Berita

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar/Ist

Publika

Kaesang Pimpin PSI, Anies-Cak Imin Berpeluang Masuk Putaran Dua

OLEH: SUGIYANTO
KAMIS, 05 OKTOBER 2023 | 06:09 WIB

JIKA Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 melibatkan tiga pasang calon (paslon), maka sangat mungkin akan terjadi dua putaran.

Perkiraan ini didasarkan pada persyaratan konstitusi yang ketat. Salah satu persyaratan tersebut adalah bahwa paslon Presiden dan Wakil Presiden harus memperoleh lebih dari lima puluh persen suara.

Pilpres 2024 dengan dua putaran sangat masuk akal, mengingat hasil polling dari berbagai lembaga survei saat ini menunjukkan persaingan dukungan capres yang sangat ketat.

Mengenai hal ini, penunjukan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mungkin akan memiliki dampak yang signifikan pada dukungan di Pilpres 2024.

Jika pada Pilpres 2024 terdapat tiga paslon, maka paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berpotensi melaju ke putaran kedua.

Berdasarkan perkiraan ini, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya aliansi atau koalisi baru antara calon presiden atau capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Tujuan pembentukan koalisi baru antara capres Prabowo dan Ganjar adalah untuk mencegah perpecahan dalam dukungan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setelah anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi ketum PSI. Sehingga, diyakini bahwa loyalis Jokowi akan mengikuti arah politik PSI.

Oleh karena itu, tanpa adanya koalisi, terdapat potensi kerugian besar, yaitu gagal melaju ke putaran kedua Pilpres 2024. Kondisi ini kemungkinan bisa dialami baik oleh Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo.

Dasar perhitungan politiknya adalah bahwa jika PSI mendeklarasikan dukungan untuk capres Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, maka paslon Anies-Cak Imin atau Amin tetap menjadi pihak yang berpotensi mendapatkan keuntungan.

Dalam kalkulasi yang sederhana, jika PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep mendukung Prabowo, maka Ganjar berpotensi mengalami kerugian.

Sebaliknya, jika PSI mendukung Ganjar, maka Prabowo berpotensi mengalami kerugian. Dengan demikian, Anies-Cak Imin menjadi calon yang mungkin lebih kuat dalam konteks ini.

Sepertinya saat ini PSI tidak akan mendukung paslon Amin. Namun perlu diingat bahwa keputusan politik dapat berubah sewaktu-waktu. Aliansi politik seringkali dipengaruhi oleh dinamika politik yang terus berubah, dan segala kemungkinan selalu ada dalam dunia politik.

Pada saat ini, para calon presiden atau capres 2024 sangat mengharapkan tambahan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi. Dengan demikian, diyakini bahwa capres yang mendapatkan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilpres 2024.

Untuk meraih kemenangan dalam Pilpres 2024, langkah awal bagi calon presiden adalah memastikan mereka dapat maju ke putaran kedua Pilpres 2024. Oleh karena itu, penting bagi para calon untuk mempertimbangkan kerjasama dengan PSI.

Dalam konteks ini, PSI memiliki potensi sebagai wadah bagi pendukung setia Jokowi. Dengan demikian, mendapatkan dukungan dari PSI dapat dianggap sebagai mendapatkan dukungan dari basis pendukung setia Jokowi.

Upaya Kaesang Pangarep untuk secara terbuka meminta dukungan dari pendukung Jokowi atau Jokower agar bergabung dengan PSI adalah langkah politik yang cerdas. Ini dapat disebut langkah politik “Kuda Catur” dari Kaesang Pangarep.

Strategi politik ini sangat menarik dan relevan dalam konteks dinamika politik terkini. Ini adalah langkah yang bisa memiliki dampak signifikan pada Pilpres 2024. Sehingga dukungan PSI kepada Prabowo, Ganjar, atau  Amin akan menjadi sesuatu yang memengaruhi percaturan politik Tanah Air.

Dalam konteks kalkulasi politik, penunjukan Kaesang Pangarep sebagai ketum PSI dapat berpotensi menguntungkan paslon Anies-Cak Imin dalam Pilpres 2024. Hal ini terutama dalam skenario dengan tiga paslon. Amin memiliki peluang untuk melaju ke putaran kedua.

Oleh karena itu, pembentukan koalisi baru antara Prabowo dan Ganjar Pranowo penting untuk dipertimbangkan! Hal ini disebabkan karena peta kekuatan politik sepertinya telah berubah setelah Kaesang Pangarep menjadi ketum PSI.

Penulis adalah pemerhati sosial politik

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya