Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/Ist
Di usia yang makin uzur, Pilpres 2024 kemungkinan akan menjadi Pilpres terakhir yang akan diikuti Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebab pada Pilpres 2029, usia Prabowo sudah 78 tahun.
Dengan demikian, rasanya mustahil Prabowo bersedia mengalah ditempatkan sebagai posisi bakal cawapres dari Ganjar Pranowo.
“Di luar itu, Presiden Jokowi lebih merasa bisa mengendalikan Prabowo yang juga mendukung keluarga Jokowi berkiprah dalam politik dengan sokongan dari Partai Gerindra. Sedangkan Ganjar, praktiknya dalam genggaman politik Megawati,” kata analis politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting dalam keterangannya, Selasa (3/10).
Kata Ginting, rencana politik Megawati tidak sama dengan rencana politik Prabowo maupun Jokowi. Kemungkinan Kongres PDIP 2025 mendatang, jika mulus akan terjadi peralihan estafet kepemimpinan dari Megawati kepada putrinya Puan Maharani.
“Bisa jadi Megawati tidak lagi memiliki kepercayaan politik yang tinggi kepada Jokowi setelah terjadinya dinamika politik yang hebat, seperti putra bungsu Jokowi, Kaesang Jokowi justru tidak berada di kandang banteng. Melainkan memegang bunga mawar putih alias PSI (Partai Solidaritas Indonesia,” pungkas Ginting.
Sebelumnya, wacana duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dinilai semakin sulit terwujud usai sentilan keras dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam pidatonya saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV PDIP, pada Minggu (1/10), Mega mengaku bingung dan hanya bisa melongo di rumah ketika mendengar isu tersebut. Sebab, sebagai Ketua Umum PDIP, dirinya malah tidak pernah tahu asal-usul wacana itu.
Mega juga mengaku heran dengan orang yang menyebarkan wacana itu dan seolah mencocok-cocokkan Ganjar dan Prabowo. Ia pun menyindir kadernya yang menginginkan duet tersebut.