Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri/RMOL
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri secara tegas menyatakan tidak ada pimpinan yang bertemu dengan tersangka yang juga tahanan kasus dugaan suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung (MA), Dadan Tri Yudianto (DTY).
Hal itu dipastikan langsung Firli setelah melakukan pengecekan terhadap seluruh pimpinan KPK.
"Saya pastikan saya sudah cek dengan semua pimpinan, tidak pernah terjadi pertemuan antara pimpinan dan tersangka di lantai 15," kata Firli kepada wartawan di Gedung Juang pada Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa malam (19/9).
Sebelumnya, keempat pimpinan KPK lainnya, yakni Alexander Marwata, Nawawi Pomolango, dan Nurul Ghufron juga sudah berbicara terkait isu tersebut. Semuanya membantah jika bertemu dengan tahanan yang juga tersangka KPK di lantai 15 Gedung Merah Putih KPK pada 28 Juli 2023.
Dalam isu yang beredar, pimpinan KPK yang disebut bertemu dengan tahanan adalah Johanis Tanak. Namun, Johanis sudah membantahnya. Bahkan, dia membeberkan kegiatannya pada 28 Juli 2023 lalu.
"Saya tidak tahu adanya pertemuan tersebut," kata Johanis pada Kamis (14/9).
Johanis mengatakan, pada 28 Juli 2023 lalu, bertepatan dengan kehadiran Puspom TNI dan jajarannya ke Gedung Merah Putih KPK berkaitan dengan kegiatan tangkap tangan yang menyeret Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya Henri Alfiandi dkk.
Usai melakukan pertemuan dengan jajaran Puspom bersama pimpinan KPK lainnya, yakni Alexander Marwata, Nurul Ghufron, dan Nawawi Pomolango, Johanis lantas mengikuti kegiatan
doorstop dengan wartawan di depan Gedung Merah Putih KPK, didampingi oleh Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri, beserta Danpuspom TNI, Marsekal Muda TNI Agung Handoko dan jajarannya.
"Karena selesai rapat dengan TNI dan selesai
doorstop, saya langsung pergi latihan menembak," kata Johanis.
Untuk itu, Johanis membantah jika disebut bertemu dengan tersangka dan tahanan KPK di ruang pimpinan di lantai 15 Gedung Merah Putih KPK.
"Saya tidak lakukan seperti yang diberitakan," pungkas Johanis.