Pamflet diskusi publik yang digelar BEM FEB Unila terancam batal/Repro
Diskusi publik yang menghadirkan pengamat politik Rocky Gerung bersama sejumlah pembicara lain di Auditorium Gedung G Pascasarjana FEB Universitas Lampung (Unila) terancam batal.
Sedianya, diskusi mengusung tema "Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap" akan dilangsungkan Kabinet Metalaxi BEM FEB Unila pada Kamis (14/9) sekitar pukul 13.00 WIB.
Namun demikian, diskusi tersebut terancam batal karena mendapat larangan dari Rektor Unila, Prof Lusmeilia Afriani dan Dekan FEB Unila, Prof Nairobi.
"Saya baru saja dari ruang Dekan. Dekan FEB tidak mengizinkan acara besok digelar dengan berbagai alasan, tidak baik melihat kondisi sekarang dan lain-lain," kata Gubernur BEM FEB Unila, M Reza Pratama diberitakan
Kantor Berita RMOLLampung, Rabu (13/9).
Diskusi itu rencananya dihadiri Rocky Gerung, akademisi Rudi Antoni, Wakil Ketua KPK 2014-2019 Saut Situmorang, dan ahli ekonomi dan politik Anthony Budiawan.
"Saya tetap memaksa, tapi kata beliau tidak boleh memakai gedung FEB. Kami bilang mahasiswa juga memiliki hak untuk memakai fasilitas dan melaksanakan kegiatan di kampus, kami merasa diintervensi," jelas Reza.
Sejak jauh hari, kata Reza, pihaknya sudah berdiskusi dengan Wakil Dekan III Muslimin. Tetapi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni itu dengan halus melarang karena berbeda pandangan politik.
Saat ini, BEM FEB Unila sedang berusaha mencari alternatif tempat agar diskusi tersebut bisa digelar sesuai jadwal.
Hingga berita ini diturunkan, Wakil Dekan FEB Muslimin, Dekan FEB Prof Nairobi, dan Rektor Unila Prof Lusmeilia belum menjawab pesan dari redaksi
Kantor Berita RMOLLampung.