Berita

Seorang wanita di depan rumahnya yang rusak akibat gempa di kota tua Marrakesh/Net

Dunia

Ahli Seismolog Oxford Jelaskan Alasan Gempa Maroko Begitu Mematikan

SELASA, 12 SEPTEMBER 2023 | 16:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitudo yang mengguncang Maroko telah memakan hingga 2.862 korban jiwa di banyak provinsi, terutama di Marrakesh, Taroudanth, dan Chichaoua.

Seismolog Universitas Oxford, Richard Walker, Selasa (12/9), mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan gempa Maroko begitu mematikan.

Disebutkan Walker, salah satu penyebabnya karena lokasi gempa berada di wilayah padat penduduk. Terutama di wilayah pedesaan yang konstruksi bangunannya tidak tahan gempa.

"Gempa bumi terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya relatif besar, terutama di wilayah yang mempunyai kerentanan yang cukup besar," jelasnya, seperti dimuat African News.

Selain itu, kata Walker, waktu saat gempa terjadi adalah pada malam hari, pukul 11 malam waktu setempat, di mana warga setempat sebagian besar telah tertidur lelap.

"Warga yang tertidur lelap tidak sadar atau bahkan sempat menyelamatkan diri ketika gedung atau rumah-rumah mereka runtuh akibat gempa," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC), Remy Bossu membandingkan gempa di Turki dengan Maroko.

Meskipun korban yang ditimbulkan jauh lebih besar di Turki, tetapi menurut Bossu gempa di Maroko tetap masuk kategori gempa bumi yang kuat.

"Di Turki retakan akibat gempa itu panjangnya 350 kilometer. Tapi tetap saja yang terjadi di Maroko adalah gempa bumi yang kuat," ujarnya.

Menurut Survei Geologi AS, gempa bumi Maroko yang terjadi pada Jumat malam (8/9) adalah yang terkuat di Maroko dalam lebih dari satu abad.

Pasalnya belum ada gempa yang lebih kuat dari 6,0 skala Richter dalam jarak 500 kilometer sejak gempa pekan lalu di Maroko.

Kendati demikian, gempa paling mematikan di Maroko pernah terjadi 60 tahun lalu ketika negara itu diguncang gempa 5,8 magnitudo yang menewaskan lebih dari 12.000 orang.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya