Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Virus Corona Varian Pirola Tidak Lebih Berbahaya dari yang Pernah Ada

JUMAT, 08 SEPTEMBER 2023 | 15:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Musim dingin tahun ini diperkirakan akan memicu peningkatan kasus varian baru virus corona. Namun, menurut Paul Hunter, seorang profesor kedokteran di Universitas East Anglia di Inggris, pada akhirnya virus tersebut akan menghilang.

Varian BA.2.86 atau Pirola dari SARS-CoV-2 yang muncul juga kemungkinan tidak akan menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan versi lain yang beredar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Amerika Serikat mengatakan pada bulan lalu bahwa mereka sedang memantau dengan cermat varian virus yang sejauh ini ditemukan di Denmark, Israel, Afrika Selatan, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat.

Hunter mengatakan kepada The National bahwa BA.2.86 memiliki lebih dari 30 mutasi dibandingkan nenek moyangnya, varian BA.2, yang menyebabkan gelombang infeksi.

Namun, ia yakin varian baru tersebut kemungkinan besar tidak akan menghilangkan kekebalan yang sudah ada, baik akibat vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

“Saya tidak yakin kita akan menemukan virus ini lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah,” kata Hunter.

"Ini mungkin akan meningkat untuk sementara waktu sebelum menghilang. Sulit untuk mengatakan apakah hal ini akan meningkatkan jumlah infeksi dalam jumlah besar. Tapi menurut saya, mungkin tidak, tapi kita lihat saja nanti," ujarnya.

Lebih jauh Hunter mengatakan infeksi kemungkinan akan meningkat pada kuartal terakhir tahun ini, terlepas dari apakah ada varian baru, dan menambahkan bahwa infeksi akan mencapai puncaknya pada bulan November, Desember, Januari dan Februari.

Peningkatan infeksi, katanya, kemungkinan besar terjadi di belahan bumi utara di mana penurunan suhu di musim dingin berarti orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan lebih mungkin tertular dan menularkan patogen.

Hunter mengatakan bahwa meskipun BA.2.86 kemungkinan akan menjadi lebih umum dalam waktu dekat, kemungkinan besar varian tersebut juga akan menghilang dengan cepat.

“Itulah yang terjadi pada setiap varian baru: awalnya muncul, terlihat sangat mengesankan, lalu beberapa bulan kemudian menghilang,” katanya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya