Presiden Amerika Serikat Joe Biden/Net
Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk tidak menghadiri KTT ASEAN di Jakarta pada pekan ini dinilai akan merugikan Washington itu sendiri.
Di tengah upaya AS untuk melawan pengaruh China, ASEAN harusnya menjadi fokus Washington. Terlebih saat ini ASEAN dipimpin oleh Indonesia yang diyakini banyak pihak memiliki kedekatan yang lebih dengan China di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Begitu yang dipandang oleh kolumnis
Bloomberg, Karishma Vaswani, dalam artikel bertajuk
"Biden skipping the ASEAN Summit is a mistake".
Alih-alih menghadiri langsung KTT ASEAN, Biden mengirim wakilnya, Kamala Harris, ke Jakarta. Langkah ini telah disayangkan oleh berbagai pihak, termasuk Indonesia sebagai tuan rumah. Padahal Biden juga akan melakukan tur ke New Delhi untuk menghadiri KTT G20 dan Vietnam.
"Biden bukan hanya tidak hadir, dia juga menolak kekuatan besar di kawasan ini - dan mengingat AS terus-menerus mengatakan ingin membangun hubungan yang lebih kuat dengan Asia, hal ini terasa seperti sebuah tujuan bunuh diri," tulis Vaswani, yang tampaknya merujuk pada Indonesia.
Dengan upaya AS untuk melawan pengaruh China, Vaswani menyebut seharusnya Indonesia menjadi mitra Washington.
Indonesia adalah negara demokrasi yang besar dengan hubungan militer yang kuat secara historis dengan Amerika. Namun dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah menerima tawaran ekonomi dari Beijing.
"Membiarkan pengaruh China terus berlanjut adalah sebuah kesalahan bagi AS," lanjut Vaswani.
Selain itu, Vaswani juga menyebut, Biden seharusnyaa peka dan memanfaatkan keadaan. Situasi China yang sedang lemah secara ekonomi seharusnya digunakan oleh AS untuk membangun hubungan yang kuat dengan ASEAN, salah satunya dengan seharusnya menghadiri KTT ASEAN di Jakarta.