Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Panangguhan Pakistan dalam ISO Bisa Mengancam Komunitas Bisnis

SELASA, 05 SEPTEMBER 2023 | 13:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penangguhan keanggotaan Pakistan dalam Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) bisa mengancam komunitas bisnis di sana. Lantaran itu bisa berdampak pada citra barang dan produk asal Pakistan.

ISO telah memperingatkan Otoritas Pengendalian Standar Kualitas Pakistan (PSQCA) bahwa keanggotaan Pakistan dapat ditangguhkan jika langganan tahunan yang tertunda sejak tahun 2022 tidak diselesaikan.

Menanggapi peringatan yang dikirim oleh ISO, Wakil Presiden dan penanggung jawab kantor ibukota Federasi Kamar Dagang dan Industri Pakistan (FPCCI), Aminullah Beg mengatakan kelambanan pihak berwenang harus dianggap sebagai kejahatan serius.

Beg menyebut masalah utama di Pakistan adalah birokrasi, seperti dimuat Dawn, Selasa (5/9).

ISO telah memberitahu pemerintah melalui Misi Permanen Pakistan untuk PBB dan organisasi internasional lainnya di Jenewa bahwa biaya berlangganan untuk tahun 2022 masih belum dibayar, sehingga menyebabkan penangguhan keanggotaan PSQCA.

ISO telah mengatakan bahwa jika terjadi penangguhan, PSQCA tidak akan memiliki hak suara, dan fasilitas lain termasuk akses terhadap publikasi dan dokumen gratis dari organisasi tersebut.

Peringatan ini muncul setelah serangkaian peringatan yang dikirimkan oleh ISO, dan badan internasional tersebut juga telah menguraikan proses rumit untuk memulihkan keanggotaan jika terjadi penangguhan.

Didirikan pada tahun 1996, PSQCA bertujuan untuk menyediakan layanan satu pintu untuk Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Otoritas tersebut adalah lembaga lokal ISO di Pakistan untuk menegakkan dan menerapkan sistem manajemen mutu dan lingkungan termasuk ISO:9001-2000 dan ISO:14000.

Otoritas ini membantu industri lokal dalam memperoleh sertifikasi untuk sistem ini.

Para pemangku kepentingan telah mengkritik keadaan di PSQCA dengan menyatakan bahwa PSQCA bukan hanya sekadar departemen tetapi seperti lembaga pemeringkat untuk semua industri.

“Hanya karena birokrasi dan kekosongan pejabat, industri ini menderita dan reputasi unit manufaktur lokal terancam,” kata Presiden Asosiasi Industri Islamabad Ahmed Waheed.

Dia mengatakan tidak hanya pembeli internasional yang melirik produk Pakistan dengan penuh kecurigaan, namun juga semakin sulit meyakinkan investor internasional mengenai standar kualitas unit industri di negara tersebut.

“Ini karena hanya sedikit departemen pemerintah seperti PSQCA,” pungkasnya.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Minta Maaf, Dirut Pertamina: Ini Tanggung Jawab Saya

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:37

Perempuan Bangsa PKB Bantu Korban Banjir di Bekasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:33

Perang Tarif Kian Panas, Volkswagen PHK Ribuan Karyawan

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:25

Kabar Baik, Paus Fransiskus Tidak Lagi Terkena Serangan Pneumonia Ganda

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Pertamina: Harga Avtur Turun, Diskon Pelita Air, Promo Hotel

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Rumah Diobok-obok KPK: Apakah Ini Ujung Karier Ridwan Kamil?

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:12

Tenaga Ahli Heri Gunawan Hingga Pegawai Bank BJB Dipanggil KPK

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:06

KPK: Ridwan Kamil Masih Berstatus Saksi

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:47

Raja Adil: Disembah atau Disanggah?

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:45

Buntut Efisiensi Trump, Departemen Pendidikan PHK 1.300 Staf

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:41

Selengkapnya