Asia, mulai dari India hingga Australia, mencatat rekor suhu tertinggi sebagai bukti baru mengenai dampak perubahan iklim.
Di India, negara dengan populasi terpadat di dunia, para pejabat mengatakan bulan Agustus ini adalah bulan terpanas dan terkering sejak pencatatan nasional dimulai lebih dari satu abad yang lalu.
Bulan ini jatuh di tengah musim hujan tahunan di India, yang biasanya membawa hingga 80 persen curah hujan tahunan di negara tersebut.
Namun meski hujan deras yang menyebabkan banjir mematikan di bagian utara negara itu awal bulan ini, curah hujan secara keseluruhan masih jauh di bawah rata-rata.
Departemen Meteorologi India (IMD) mencatat, bulan Agustus rata-rata hanya 161,7 mm, 30,1 mm lebih rendah dibandingkan rekor bulan Agustus sebelumnya pada tahun 2005. Hal ini menyebabkan negara ini dilanda panas yang tak henti-hentinya.
“Kurangnya curah hujan yang besar dan kondisi monsun yang lemah menjadi penyebab utamanya,” kata IMD, seperti dikutip
The Star.
Pihak berwenang di Jepang juga mengatakan pada Jumat (1/9) ahwa negara tersebut telah mengalami musim panas terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898.
Suhu dari bulan Juni hingga Agustus “jauh lebih tinggi” dibandingkan rata-rata di bagian utara, timur dan barat negara itu.
i banyak lokasi, tidak hanya suhu maksimum tetapi juga suhu minimum mencapai rekor tertinggi.
Sementara di Australia musim dingin ini merupakan rekor terpanas, dengan suhu rata-rata 16,75 derajat Celcius untuk musim yang berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus.
Suhu tersebut sedikit di atas rekor yang dicapai pada tahun 1996, dan merupakan suhu rata-rata musim dingin tertinggi sejak pencatatan di negara tersebut dimulai pada tahun 1910.
Perubahan iklim telah memicu suhu panas di seluruh dunia pada tahun ini, dengan bulan Juli sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat di Bumi.