Rudal Kalibr diluncurkan oleh kapal selam Rusia. Rudal Kalibr Moskow telah bertambah 81 menjadi 140 sejak Januari 2023/Net.
Rusia sedang mengurangi serangan rudal jarak jauh demi mempersiapkan serangan besar.
Intelijen Ukraina mengungkapkan hal itu, menambahkan bahwa serangan besar itu dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur Ukraina dan akan dilakukan mulai bulan depan.
Mayor Jenderal Vadym Skibitskyi, wakil kepala Direktorat Intelijen Militer, atau GUR, mengatakan para perencana Moskow juga dengan cermat mengumpulkan informasi intelijen mengenai sistem pertahanan rudal Ukraina agar rudal jelajah mereka dapat melewatinya.
"Meskipun ada sanksi ketat terhadap impor teknologi, Rusia masih mampu memproduksi sekitar 100 rudal segala jenis dalam sebulan," kata Skibitskyi, seperti dikutip dari
The National, Selasa (29/8).
Dia memperkirakan Rusia memiliki 585 rudal dengan jangkauan lebih dari 500 km, beberapa diluncurkan dari pesawat dan lainnya dari kapal di Laut Hitam.
Intelijen Ukraina juga mempercayai bahwa bahwa Rusia akan menggunakan persenjataannya untuk menyerang infrastruktur penting pada musim gugur ini meskipun mereka tidak memiliki cukup rudal untuk menyerang seperti yang dilakukan pada musim dingin lalu.
“Serangan besar-besaran seperti yang terjadi pada bulan Oktober, November dan Desember lalu, ketika Rusia meluncurkan 70 hingga 100 rudal sekaligus, kemungkinan besar tidak akan terjadi lagi,” kata Skibitskyi.
“Rusia sadar bahwa mereka mungkin tidak mencapai tujuan mereka, namun sebaliknya, mereka hanya menghabiskan cadangan mereka seperti yang mereka lakukan tahun lalu," katanya.
Menurutnya, Rusia diperkirakan akan mengembangkan taktik baru dengan menggunakan produksi drone kamikaze Shahed rancangan Iran untuk bertindak sebagai pelindung terhadap rudal jelajah yang lebih mematikan.
"Pesawat ini juga meningkatkan kemampuannya untuk mencapai target serta memilih target dengan cermat sambil secara cermat mencari rute penerbangan untuk melewati sistem pertahanan udara Ukraina," kata Skibitskyi.
Dia menduga bahwa Rusia akan menyerang dengan antara 10 hingga 30 rudal, disertai dengan lebih banyak drone Shahed yang dapat mempersulit pertahanan udara Ukraina.
Sejak Mei 2023, Rusia telah melancarkan serangan udara yang hampir terus menerus namun dengan jumlah rudal yang lebih sedikit, sehingga memungkinkan mereka untuk menambah persediaan.
PBB menyatakan setidaknya 9.511 warga sipil telah terbunuh sejak invasi dimulai pada Februari tahun lalu, dan sebagian besar kematian disebabkan oleh serangan udara.