Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berbicara dalam Rapat Kerja Pelaksana BPK RI Tahun 2023/Ist

Politik

Menko Airlangga Ungkap Strategi Wujudkan "High Income Country"

SENIN, 28 AGUSTUS 2023 | 18:23 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Indonesia menargetkan predikat “High Income Country” terwujud menjelang tahun 2045.

Untuk mencapainya, ada beberapa target yang harus dikejar, yakni memiliki PDB nominal sebesar 9,8 triliun dolar AS dengan GNI per kapita 30.300 dolar AS, porsi penduduk middle income sebesar 80 persen, kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28 persen, dan penyerapan 25,2 persen tenaga kerja.

Demikian disampaikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Pelaksana BPK RI Tahun 2023 bersama Ketua BPK RI, Isma Yatun; Ketua KPK RI, Firli Bahuri; hingga Menpan RB, Abdullah Azwar Anas dan jajaran, Senin (28/8).


“Pertumbuhan (ekonomi) per tahun 5 persen tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6 sampai 7 persen," kata Airlangga.

Meski demikian, Airlangga memberi catatan terkait Incremental Capital Output Ratio (ICOR) tahun 2023 yang dinilai terlalu tinggi, yakni 7,6. Skor tersebut mengartikan bahwa investasi belum terlalu optimal.

Oleh Sebab itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif mencakup pembangunan infrastruktur, baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.

Indonesia, kata Airlangga mempunyai berbagai modal untuk mencapai visi tersebut, yaitu SDM yang mendekati puncak bonus demografi yang hanya akan terjadi sekali dalam sebuah peradaban bangsa.

"Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya menunggu ataupun kita pasif. Kita harus aktif agar bonus demografi yang 13 tahun ini bisa kita capai,” ujar Menko Airlangga.

Catatan lain, SDA Indonesia yang sangat besar, di antaranya 125,57 juta hektare kawasan hutan, cadangan sumber daya energi mineral, hingga potensi energi terbarukan mencapai 3,716 GW.

Pemerintah juga menggencarkan pembangunan infrastruktur yang dirancang secara komprehensif melalui program dan Proyek Strategis Nasional di seluruh wilayah.  

Lebih lanjut, berbagai implementasi konkret strategi kebijakan dilaksanakan pemerintah untuk mendukung transformasi ekonomi, di antaranya kemudahan berusaha dan peningkatan investasi melalui UU Cipta Kerja hingga mendorong ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal melalui Devisa Hasil Ekspor (DHE).

“Transformasi ini perlu sinergi seluruh pihak, termasuk dari BPK RI dan sebagai auditor eksternal yang independen. Peran BPK sangat penting dalam mendukung visi nasional ke depan," tutup Ketua Umum Partai Golkar ini.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya