Ketua Umum PSSI, Erick Thohir/Net
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Erick Thohir memiliki desain besar dalam mengelola persepakbolaan Indonesia.
Namun sayangnya, desain yang berbeda dengan kepengurusan sebelumnya ini belum berjalan maksimal.
"Ada sedikit perbedaan dengan (kepengurusan PSSI) sebelumnya (khususnya)beberapa langkah-langkah yang dilakukan. Tapi permasalahannya, ini baru tataran makro," kata Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali kepada wartawan, Rabu (23/8).
Menurutnya, visi besar PSSI belum terlaksana dengan baik. Salah satu contohnya yakni adanya beberapa klub keberatan saat para pemain muda berpartisipasi pada AFF U-23.
"Jadi, 6 bulan (kepemimpinan Erick di PSSI) ini sejatinya sudah memberikan gambaran mau dibawa ke mana arah sepak bola Indonesia. Cuma kan masyarakat tidak melihat arahnya itu, tapi melihat apa yang terjadi di lapangan," katanya.
Grand design PSSI ini, kata dia, tidak berjalan maksimal lantaran Ketum PSSI, Erick Thohir terkesan bekerja sendiri. Sementara pengurus lainnya belum terlihat kinerjanya.
"Yang muncul selama ini masih Pak Erick sendiri. Sementara yang bawah, sekjen dan sebagainya belum bekerja sesuai yang diharapkan masyarakat," tuturnya.
Akmal berpendapat, Erick perlu tim akselerasi agar semua programnya di PSSI dapat berjalan dengan baik. Apalagi, sosok yang juga menjabat Menteri BUMN ini dikabarkan akan maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.
"Dia (Erick) greget di level atas, tapi turun ke bawahnya enggak. Perlu ada eksekutor-eksekutor lapangan, istilahnya 'ujung tombak' Pak Erick yang menjalankan apa yang dia inginkan," tandasnya.
