Denmark mengumumkan bahwa mereka akan memasok F-16 ke Ukraina. Beberapa pesawat itu diperkirakan akan tiba menjelang akhir tahun ini.
Menteri Pertahanan (Menhan) Denmark Jakob Ellemann-Jensen dalam pengarahannya mengatakan bahwa pesawat itu dikirim untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari musuh, bukan untuk menyerang, dan tidak diperkenankan digunakan di luar wilayahnya.
"Kami menyumbangkan senjata dengan syarat digunakan untuk mengusir musuh dari wilayah Ukraina. Dan tidak lebih dari itu," katanya, menurut kantor berita
Ritzau, Senin (21/8).
Syarat itu berlaku untuk jenis tank, pesawat tempur, dan yang lainnya.
"Itu adalah sinyal untuk Ukraina," tegas Menhan.
Hal itu juga ditegaskan kembali oleh Ketua Partai Konservatif Soeren Pape Poulsen yang menggarisbawahi bahwa pesawat tidak boleh beroperasi di luar Ukraina.
“Penting bahwa pesawat-pesawat tersebut akan digunakan untuk pertahanan diri di Ukraina. Idenya adalah agar pesawat-pesawat tersebut tidak digunakan untuk menyerang Rusia,” katanya.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen berharap Ukraina akan menerima lebih banyak pesawat dari negara lain.
“Kami adalah negara pertama yang memberikan donasi F-16 secara konkrit, dan saya berharap negara lain akan mengikuti kami,” katanya.
Sebanyak 19 pesawat F-16 yang akan disiapkan oleh Denmark dengan enam pesawat pertama dijadwalkan tiba sebelum akhir tahun.
Angkatan udara Denmark saat ini memiliki sekitar 30 pesawat seperti itu, yang akan dinonaktifkan ketika negara beralih ke F-35 yang lebih modern.
Selain Denmark, Belanda juga telah menyatakan kesiapannya untuk memasok 42 jet tempur F-16 ke Kyiv.
Denmark dan Belanda telah mengumumkan program pelatihan pilot Ukraina, dengan bantuan dari sembilan negara lainnya.
Pada Juli, Penjabat Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen menyatakan bahwa pelatihan akan dimulai pada bulan Agustus dan akan memakan waktu setidaknya enam bulan untuk menyelesaikannya.