Berita

Presiden Joko Widodo/Ist

Politik

Gara-gara IKN Diobral ke China, KAMI Lintas Provinsi Bela Kritikan RG ke Jokowi

KAMIS, 10 AGUSTUS 2023 | 19:45 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

RMOL. Kritikan pengamat politik Rocky Gerung (RG) ke Presiden Joko Widodo yang menuai polemik dibela Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Lintas Provinsi.

Hal tersebut disampaikan KAMI Lintas Provinsi dalam surat pernyataan sikap, yang dibagikan kepada wartawan, Kamis (10/8).

KAMI Lintas Provinsi menilai, pernyataan keras RG ke Jokowi menggunakan kata-kata "bajingan yang tolol" merupakan kritik yang wajar terhadap kepala Pemerintahan sekaligus Kepala Negara.

"Presiden diduga telah melakukan mal administrasi publik, terutama melalui kesepakatan-kesepakatan mutakhir dengan RRC (Republik Rakyat China)," ujar Sekretaris KAMI Lintas Provinsi, Sutoyo Abadi dalam keterangan tertulisnya.

Selain itu, juga disinggung kedudukan presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan, yang bisa menjabat karena suara rakyat dalam kontestasi Pemilu.

"Presiden dipilih rakyat dan digaji serta diberi fasilitas oleh rakyat seharusnya menjalankan tugas-tugas sesuai konstitusi," sambungnya.

Menurut mereka, kritik RG tidak terlepas dari kebijakan Jokowi yang mengobral tanah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, untuk dikelola China.

"Bahwa, Presiden Jokowi diduga telah bermain mata/berkolaborasi serta memberikan keuntungan RRC yang berpotensi sangat membahayakan dan merongrong kedaulatan negara melalui MoU tentang IKN dengan China," tuturnya.

"Presiden Jokowi meminta China menyusun desain detail IKN Nusantara serta memberikan wilayah sekitar 34.000 hektar dari IKN untuk dikelola oleh China, tanpa persetujuan rakyat. Bisa dikategorikan sebagai penjualan negara pada RRC," sambungnya lagi.

Lebih dari itu, KAMI Lintas Provinsi juga mendapati informasi investor China diberikan berbagai kemudahan dengan cara ugal-ugalan, diantaranya pemberian tax holiday atau bebas pajak hingga berpuluh tahun, kesempatan tinggal di IKN, hingga menggunakan fasilitas tanah dan bangunan di IKN selama 180 tahun.

"Ini berarti tiga generasi warga RRC akan menempati IKN, akan menguasai baik bisnis maupun tanah dan gedung di Ibu Kota tersebut," keluhnya.

Maka dari itu, Presiden Jokowi dinilai secara sistematis menjual kedaulatan negara, karena diduga mempunyai unsur kesengajaan yang tidak bertanggung jawab menggadaikan hak tanah IKN dari rakyat.

"Bahwa kritik Rocky Gerung terhadap Presiden Jokowi, pada hakikatnya adalah  peringatan tentang bahaya kehilangan  kedaulatan negara, sekaligus penjajahan bentuk baru di Indonesia seperti yang dikhawatirkan Bung Karno," tandasnya.

Dari pandangan tersebut KAMI Lintas Provinsi membuat 4 pernyataan sikap yang di antaranya sebagai berikut, pertama, agar elite dan kekuatan pro-Pemerintah terutama KSP (Kantor Staf Presiden) berhenti melakukan persekusi serta ancaman terhadap Rocky Gerung, serta berhenti melakukan rekayasa unjuk rasa rakyat kecil bayaran yang tidak tahu menahu.

Kedua, agar DPR, DPD, MPR, MK dan MA berani memproses dan berani menindak tegas Presiden Jokowi yang diduga kuat telah melakukan pengkhianatan kepada negara. Ketiga, lanjut dia, agar pihak Kepolisian berhenti mencari-cari pasal-pasal tuntutan kepada Rocky Gerung di era demokrasi ini karena dapat dikategorikan sebagai kriminalisasi terhadap warga negara yang kritis terhadap pemerintah.

"Jika berbagai Lembaga Tinggi Negara tersebut tidak segera melakukan tugas sesuai fungsi dan kewenangannya untuk menyelamatkan negara, maka gelombang rakyat berpotensi akan tergerak menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri," pungkas Sutoyo.

Pernyataan itu, merupakan sikap perwakilan KAMI di 14 provinsi, di antaranya Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, dan Aceh.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya