Berita

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/Net

Dunia

Kecam Perpanjangan Larangan Impor UE pada Biji-bijian Ukraina, Zelensky: Itu Bukan Sikap Eropa

RABU, 26 JULI 2023 | 10:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rencana negara-negara Eropa Timur untuk mempertahankan larangan impor biji-bijian dari Ukraina mendapat kecaman dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Larangan impor sendiri diberlakukan oleh Komisi Eropa pada Mei 2023 di bawah tekanan dari Polandia, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria, yang berusaha melindungi petani lokal dari persaingan Ukraina.

Dalam pidato video, Zelensky mendesak Brussel untuk membiarkan pembatasan berakhir pada 15 September 2023.

"Perpanjangan tindakan apa pun akan tidak dapat diterima, dan ini jelas tidak Eropa,” kata Zelensky, seperti dikutip dari RT, Selasa (25/7).

"(karena) UE mampu bertindak lebih rasional daripada menutup perbatasan ini. Kyiv menginginkan solusi yang sesuai dengan semangat Eropa kita,” tambahnya.

Meskipun Ukraina bukan bagian dari UE, ia mengklaim berbagi nilai-nilai blok tersebut.

Pernyataan Zelensky datang setelah pertemuan pemerintah tentang perdagangan pertanian.

Uni Eropa awalnya mengangkat tarif dan kuota untuk ekspor Ukraina dalam upaya untuk mendukung negara dalam konflik bersenjata dengan Rusia. Namun, bahan makanan yang lebih murah yang membanjiri pasar umum blok tersebut membuat harga jatuh dan menyebabkan protes massal dari para petani di Eropa Timur.

Polandia, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria sudah memberlakukan pembatasan sepihak sebelum Brussel akhirnya mengabulkan tuntutan mereka untuk pelarangan.

Kampanye untuk mempertahankan pembatasan di luar tenggat waktu dipicu oleh runtuhnya Prakarsa Laut Hitam awal bulan ini, sebuah skema yang memungkinkan Kyiv mengekspor biji-bijiannya dengan kapal komersial.

Rusia menarik diri dari pengaturan tersebut setahun setelah penandatanganannya, mengklaim bahwa kesepakatan tersebut telah gagal memenuhi alasan kemanusiaannya.

Pejabat Rusia juga mencatat bahwa sanksi ekonomi terhadap ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dicabut, bertentangan dengan apa yang telah dijanjikan oleh PBB, salah satu mediator kesepakatan kepada Moskow.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya