Berita

Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan/RMOL

Hukum

Dugaan Ekspor Ilegal 5,3 Juta Ton Bijih Nikel, KPK Minta Bea Cukai Cari Data ke China

SELASA, 25 JULI 2023 | 00:39 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Soal temuan dugaan ekspor ilegal 5,3 juta ton bijih nikel ke China saat ini masih terus diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Terbaru ini, KPK telah meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian ESDM untuk meminta data dari Bea Cukai China.

Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan mengatakan, tim Monitoring KPK sebelum ramai soal ekspor ilegal 5,3 juta ton bijih nikel ke China itu, sudah melakukan kajian. Akan tetapi, kajian tersebut bertujuan untuk perbaikan sistem.

"Karena ada kasus ini jadi didalamin, yang kita lakukan sekarang, kita lagi minta ke Bea Cukai, yang di China itu kita minta per shipment. Shipment nomer 1 berapa nikelnya, shipment nomer 2, supaya kita jelas ya, 5 juta kalau periode repot kita, karena itu di pelabuhan mana kita nggak ngerti juga, jadi per shipment saja," ujar Pahala kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (24/7).

Selain itu kata Pahala, pihaknya juga lagi meminta laporan surveyor ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mendalami apakah laporan surveyor sama seperti data yang ada di China.

"Jadi ke Bea Cukai kita minta tolong difasilitasi detail dari China, ke (Kementerian) Perdagangan kita minta tolong surveyor itu ngeluarin LS-nya (Laporan Surveyor) yang mana saja, nanti kita adu, kita liat," kata Pahala.

Karena kata Pahala, perhitungan kadar bijih nikel di Indonesia dan di China berbeda. Di Indonesia kata Pahala, ketika kadar bijih di bawah 0,17, masih boleh diekspor. Sedangkan di China, kadar 0,05 ke atas sudah dianggap nikel.

"Kalau kita ekspor di sini 0,12 sama surveyor dianggep turunan nggak penting, sampai di sana (China) jadi penting karena standarnya 0,05. Antara lain, belum tentu itu, tapi kita kan dengar-dengar dari banyak pihak, kira-kira ada kemungkinan. Tapi poin saya ya laporan surveyor ini kuncinya sekarang, kaya apa sih," pungkas Pahala.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya