Berita

Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller/Net

Dunia

Pemilu Kamboja Dinilai Tidak Demokratis, AS Setop Aliran Bantuan

SENIN, 24 JULI 2023 | 18:53 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tak terima dengan hasil pemilihan umum Kamboja yang dinilai tidak demokratis, otoritas Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan bantuan dan membatasi visa bagi individu yang diduga mencurangi pemilu.

Menurut jurubicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, Washington merasa terganggu dengan pemilu Kamboja yang berlangsung pada Minggu (23/7).

"Partai Rakyat Kamboja (CCP) yang dipimpin Perdana Menteri Hun Sen tidak menghadapi lawan yang layak selama pemilu berlangsung. Ini jelas tidak bebas dan tidak adil," tegas Miller, seperti dimuat Daily Maverick.

Sebagai tanggapan, kata Miller, AS menempuh beberapa langkah untuk menekan agar pemerintah Kamboja memperbaiki sistem demokrasi yang kacau di negara itu.

"Kami akan memberlakukan pembatasan visa pada individu yang merusak demokrasi di Kamboja dan menghentikan program bantuan asing tertentu,” tambahnya.

Miller juga menyoroti kecurangan yang dilakukan oleh CCP menjelang pemilu. Itu termasuk sejumlah ancaman dan pelecehan terhadap oposisi politik, media dan masyarakat sipil.

"Kami meminta Kamboja segera memulihkan demokrasi, mengakhiri persidangan bermotif politik, dan mengizinkan para kritikus dan media independen beroperasi," tegas Miller.

Jurubicara CPP, Sok Eysan mengklaim kemenangan telak dalam pemilu yang digelar pada Minggu (23/7).

Berdasarkan perhitungannya sendiri, Eysan mengatakan partainya telah memenangkan sekitar 78-80 persen suara.

Pemilu Kamboja tahun ini mendapat banyak kritik karena tidak adanya lawan oposisi yang cukup mendominasi.

Dalam pemilu terbaru, partai CPP hanya bersaing melawan 17 partai kecil yang dianggap tak jelas dan tak punya daya tawar.

CCP kemungkinan akan mempertahankan semua kursi di majelis rendah. Dengan demikian, mereka bisa memperpanjang kekuasaan dan membuka jalan bagi penerus Hun Sen, yakni putra sulungnya, Hun Manet.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya