Haris Rusly Moti bersama Relawan Prabowo 08, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (21/7)/RMOL
Relawan Prabowo 08 menanggapi santai isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang melekat dengan sosok bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Koordinator Rumah Relawan Prabowo 08 Haris Rusly Moti menilai, isu pelanggaran HAM sebagai isu yang selalu muncul setiap lima tahun sekali. Terlebih, Prabowo sudah berkali-kali menjelaskan isu tersebut.
“Isu itu kan sebetulnya selalu menjadi isu yang di reproduksi setipa 5 tahun dan penjelasan itu juga sudah disampaikan setiap 5 tahun,” kata Haris kepada wartawan di Rumah Besar Relawan Prabowo 08, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (21/7).
Atas dasar itu, Haris meminta para relawan bijak menghadapi isu yang dinilai selalu didaur ulang setiap Pilpres tersebut.
“Menghadapi Pilpres 2024 yang paling penting saya ini kami ingin meyakinkan kepada rakyat bahwa kita harus memilih pemimpin yang mengerti kondisi politik,” tuturnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Imam Syufaat menambahkan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam pelanggaran HAM berat masa lalu. Hal itu dibuktikan dengan sikap negara demokratis seperti Amerika Serikat (AS) menerima kunjungan kenegaraan Menteri Pertahanan RI dalam beberapa kali kesempatan.
“Bahwa pemberhentian Pak Prabowo itu bukan karena pelanggaran HAM. Bukan karena isu penculikan. Kemudian sekarang Prabowo sudah bebrapa kali diundang ke Amerika, ke Pentagon. Jadi kalau dia melanggar HAM tidak mungkin diundang,” tambah Ketua Dewan Pembina salah satu simpul relawan Prabowo ini.
Menurut Imam, jika tuduhan pelanggaran HAM terhadap Prabowo itu benar adanya, maka Prabowo bakal dicekal atau tidak diterima oleh negara demokratis sekelas Amerika Serikat.
“Masih banyak yang dituduh pelanggaran ham sampai sekarang tidka bisa masuk ke Amerika. Kuncinya itu. Amerika adalah negara yang berpegang teguh terhadap pelanggaran HAM,” tandasnya.