Berita

Danny Ardianto dari Google Indonesia, Tim Ahli Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental Allisa Wahid, dan Mahendra Duta, di Hotel KJ Yogyakarta, Jumat (21/7)/Ist

Politik

Allisa Wahid: Jangan Nyantai Seolah Pancasila Terus Eksis

JUMAT, 21 JULI 2023 | 16:20 WIB | LAPORAN: ACHMAD RIZAL

Ancaman dan rongrongan terhadap Pancasila terus ada di era media sosial ini. Banyak konten ditemukan di media sosial yang nyata-nyata mengancam eksistensi ideologi negara itu.

"Kita jangan nyantai-nyantai seolah Pancasila dan NKRI dapat terus eksis. Beragam rongrongan terus ada, apalagi di era media sosial. Banyak konten nyata-nyata mengancam eksistensi Pancasila,” kata Allisa Wahid, putri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid, pada workshop bertajuk Pembudayaan Pancasila melalui Aksi Nyata Revolusi Mental di Media Sosial, di Hotel KJ Yogyakarta, Jumat (21/7).

Allisa Wahid yang juga tim ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental itu juga menyoroti tentang pentingnya merawat ideologi dan nilai-nilai Pancasila di tengah globalisasi.


Generasi muda harus menyadari potensi Indonesia saat memasuki bonus demografi. Potensi itu harus dapat dikelola dengan baik, agar Indonesia menjadi negara maju. Bukan sebaliknya, malah menjadi petaka demografi, sehingga merugikan produktifitas bangsa.

"Generasi muda harus turut memastikan bonus demografi yang berkualitas. Karenanya, generasi muda wajib menguatkan penyadaran nilai-nilai etos kerja gotong royong dan integritas sejak dini, sebagai modal peran aktif membangun negeri," tambahnya.

Sementara itu, Dr Maman Wijaya, Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Kemenko PMK, menyorot dua ideologi menonjol, yakni transnasional (kiri) dan subnasional (kanan). Semuanya nyata di kehidupan sehari-hari, apalagi Medsos," katanya.

"Ini zamannya Medsos, kita harus membudayakan Pancasila. Karena itu kita harus tahu apa (yang dilakukan) musuh, dan mengapa kita perlu membudayakan Pancasila,” katanya.

Pancasila, kata Maman, menjadi ideologi tengahan yang digali founding father bangsa Indonesia, Ir Sukarno. Pancasila ditawarkan untuk dapat menggeser paham ekstrim kiri dan kanan, bahkan primordial ke titik tengah. Sehingga hal-hal yang terlalu ekstrim mendapat titik temu dan menguatkan keberagaman Indonesia.

Sementara Danny Ardianto dari Google Indonesia, menguatkan penjelasan Maman Wijaya tentang kekhawatiran lunturnya nilai Pancasila, akibat kuat dan mudahnya informasi melalui media sosial.

"Google Indonesia (Youtube) terus berpartisipasi dalam berbagai diskursus mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia. Kami mencoba menghadirkan perspektif lain di ruang digital, untuk menguatkan pembudayaan Pancasila,” tegas Danny.

Langkah yang dilakukan Youtube Indonesia dalam rangka ikut menjaga nilai-nilai ke-Indonesian adalah dengan melakukan langkah-langkah mitigasi, menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab.

“Akan dilakukan sensor dengan menghapus konten yang melanggar pedoman. Namun juga memberi reward bagi konten yang bernilai tinggi sesuai standar. Selain itu juga mengurangi penyebaran misinformasi yang berbahaya dan konten berisiko,” imbuh Danny.

Sedang Mahendra Duta, konten kreator asal Yogyakarta, membeberkan beragam hal yang ada di media sosial, mulai curhat pribadi yang sifatnya privat, namun diungkap di ruang publik melalui media sosial, hingga konten positif.

"Saya juga pernah mengalami periode "kegelapan" itu (membuat konten tidak penting atau privat dan diunggah ke ruang publik). Sekarang sudah sadar, dan konten seperti itu tak bermanfaat. Saya menyadari ternyata ngonten-pun harus membawa prinsip-prinsip luhur (positif)," rincinya.

Dikatakan juga, revolusi mental yang membawa 3 nilai, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong, dengan menggali kearifan lokal, sebenarnya dapat membuat generasi muda menjadi konten kreator yang terkenal,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya