Dalam upaya mengamankan jumlah pasukan militer, Rusia menaikkan batas usia maksimum untuk rekrutmen militer di beberapa cadangan di bawah undang-undang baru yang telah disahkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam kebijakan baru tersebut, warga sipil yang memegang posisi lebih tinggi dalam pasukan cadangan dapat dipanggil kembali hingga usia 70 tahun, meningkat dari batas usia yang sebelumnya hanya 65 tahun.
Selain itu, undang-undang ini juga memperbolehkan pria Rusia yang telah menyelesaikan wajib militer mereka untuk kembali masuk ke dalam tentara hingga usia 55 tahun, melampaui usia sebelumnya yaitu 45 tahun.
"Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah personel tempur dari 1,15 juta menjadi 1,5 juta," kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.
Peningkatan mendadak dalam kelayakan usia ini dikabarkan terjadi di tengah laporan bahwa setidaknya 47.000 tentara Rusia telah gugur sejak Moskow meluncurkan agresi militernya ke Ukraina pada Februari 2022.
Namun, seperti dimuat
Defense Post, Kamis (20/7), keputusan tersebut telah memicu banyak kritik dari sejumlah pihak yang mengkhawatirkan kualitas dan kesiapan pasukan yang lebih tua untuk menjalankan tugas mereka dengan efektif di medan perang.
Terakhir kali Rusia mencoba memobilisasi sejumlah besar pasukan untuk berperang di Ukraina dengan memanggil lebih dari 300.000 tentara cadangan, banyak dari mereka yang dilaporkan tewas, karena hanya dilatih selama 10 hari.
“Saya merasa sedih untuk pasukan yang telah mencapai garis depan, karena mereka kemungkinan besar tidak memiliki pelatihan atau persiapan yang cukup untuk berfungsi secara efektif di medan perang,” kata Direktur International Institute for Strategic Studies William Alberque.
Upaya habis-habisan terbaru Putin untuk meningkatkan kekuatan pasukannya dalam melawan Ukraina dengan memobilisasi lanjut usia ini telah memicu kekhawatiran yang meluas.