Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menghadiri Rakernas Apkasi/Ist
Fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan menjadi modal baik untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang diprediksi melambat di tahun 2023.
Catatan Kemenko Perekonomian RI, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2023 mencapai 5,03 persen (yoy) dengan PDB per kapita mencapai 4,782 dolar AS, serta inflasi kembali ke kisaran sasaran 3+1 persen, melanjutkan tren penurunan menjadi 3,5 persen (yoy) pada bulan Juni 2023.
“Indonesia salah satu negara G20 yang tumbuh tinggi di antara negara-negara lain,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Nusantara Hall II ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Kamis (20/7).
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga memberi arahan kepada Pemda terkait ketahanan pangan dan penurunan angka kemiskinan ekstrem. Diharapkan, angka kemiskinan ekstrem bisa mendekati 0 di tahun 2024.
“Untuk inflasi,
alhamdulillah, terima kasih kepada Apkasi. (Inflasi) kita di angka 3,5 persen,” sambung Ketua Umum Partai Golkar ini.
Airlangga juga meminta Pemda terus mewaspadai efek el nino yang berpotensi mengganggu proses produksi pangan nasional.
“Antisipasi harus didorong karena ketersediaan pangan di wilayah menjadi penting,” tegas Airlangga.
Adapun upaya penguatan konektivitas untuk mendukung pengendalian inflasi bisa dilakukan dengan pembangunan infrastruktur melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) serta akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), salah satunya untuk sektor pertanian.
Pada kegiatan tersebut, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas dan beberapa pejabat lainnya.