Berita

Kepala Palang Merah Belarusia, Dzmitry Shautsou/Net

Dunia

Palang Merah Belarusia Banjir Kecaman Usai Ngaku Ikut Pindahkan Anak-anak Ukraina

KAMIS, 20 JULI 2023 | 15:25 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kontribusi Palang Merah Belarusia dalam pemindahan anak-anak Ukraina dari zona perang mendapat kecaman dari banyak pihak.

Kepala Palang Merah Belarusia Dzmitry Shautsou yang saat itu tengah mengunjungi wilayah pendudukan Rusia di Lysychansk, mengaku terlibat dalam pemindahan anak-anak ke Minsk.

"Palang Merah Belarus mengambil bagian aktif dalam membawa anak-anak korban perang untuk tujuan peningkatan kesehatan," ungkap Shautsou dalam siaran Belarus 1, seperti dimuat Al Arabiya pada Rabu (19/7).

Shautsou mengatakan dia bekerja dengan yayasan amal yang didukung negara untuk membuat anak-anak melupakan kengerian perang dan mendorong pemulihan fisik serta mental mereka.

Pengakuan itu memicu kemarahan Ukraina karena dinilai sama jahatnya dengan tindakan deportasi paksa yang dilakukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) agar segera mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Shautsou.

"Dia (Shautsou) secara terbuka mengakui kejahatan deportasi anak-anak Ukraina yang jelas-jelas yang melanggar hukum," tegasnya.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang menyatukan 191 organisasi nasional, mengatakan telah menghubungi Palang Merah Belarusia dan meminta mereka berhenti.

"Tindakan Shautsou berisiko merusak kepercayaan organisasi kami dalam mendukung komunitas yang membutuhkan, siapa pun mereka, dan di garis depan mana pun mereka berada,” bunyi pernyataan tersebut.

Otoritas Belarusia membenarkan bahwa pihaknya telah menampung lebih dari 1.000 anak, berusia 6-15 tahun, dari wilayah pendudukan Rusia karena alasan kesehatan.

Maret lalu, ICC mengeluarkan surat perintah untuk Putin dan komisionernya untuk hak anak, Maria Lvova-Belova.

Keduanya diduga bertanggung jawab atas kejahatan perang karena memindahkan anak-anak secara tidak sah dari wilayah pendudukan Ukraina ke Rusia.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya