Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Telegram Melampaui 800 Juta Akun

RABU, 19 JULI 2023 | 10:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Aplikasi perpesanan Telegram terus mengalami kemajuan pesat dengan jumlah pengguna aktif mencapai angka 800 juta akun dalam sebulan.

Mengungkapkan rasa syukurnya, Pavel Durov, sang pendiri Telegram, mengatakan bahwa ada 2,5 juta pendaftar baru setiap harinya.

“Kami senang dan berterima kasih, meskipun pertumbuhan besar-besaran ini juga berarti pengeluaran yang lebih tinggi untuk penyimpanan dan lalu lintas untuk melayani pengguna kami,” tulis Durov di Telegram, seperti dikutip dari RT, Rabu (19/7).

“Untungnya, Telegram sangat efisien dalam hal pengeluaran dan kami memiliki awal yang baik dengan monetisasi tahun lalu," katanya.

Durov mengatakan, untuk membantu pembiayaan, Telegram telah menerbitkan sekitar 270 juta dolar AS obligasi hanya dalam minggu ini. Ia juga mengatakan telah menginvestasikan puluhan juta ke dalam obligasi baru, di atas ratusan juta yang dia habiskan untuk platform selama dekade terakhir.

“Beberapa orang menyarankan agar saya membeli rumah atau jet. Tapi saya lebih memilih untuk tetap fokus pada pekerjaan saya,” ujarnya.

“Ratusan juta orang mendaftar ke Telegram karena mereka menginginkan platform perpesanan independen yang mengutamakan penggunanya. Merupakan tanggung jawab saya – dan pekerjaan hidup saya – untuk terus menghadirkan platform ini," ungkap Durov.

Daftar Miliarder Forbes 2022 memperkirakan kekayaan bersih Durov mencapai 11,5 miliar dolar AS.

Pengusaha kelahiran St. Petersburg bersama dengan saudaranya, Nikolay, juga mendirikan VK, aplikasi mirip Facebook, sebelum mengembangkan Telegram.

Telegram tumbuh secara eksponensial pada tahun 2022, setelah WhatsApp milik Meta mengubah pengaturan privasinya. Itu termasuk dalam lima aplikasi unduhan teratas di seluruh dunia, dan menyumbang hampir 9 persen lalu lintas data seluler di Rusia.

Durov meninggalkan Rusia pada 2013 dan sejak itu memperoleh kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab. Telegram sendiri terdaftar sebagai perseroan terbatas di Dubai, namun lokasi kantor pusat fisiknya belum diumumkan.

Awal tahun ini, Norwegia melarang Telegram dari perangkat pemerintah, mengutip kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut berasal dari Rusia.

Sementara pengadilan di Brasil mencoba melarang aplikasi tersebut dengan alasan menolak untuk mengungkapkan informasi tentang dugaan akun "neo-Nazi" . Namun, larangan itu dengan cepat dibatalkan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya