Berita

Presiden Joe Biden/Net

Dunia

Hindari Tekanan, Hakim Federal Batasi Kontak Pejabat Joe Biden dengan Perusahaan Media Sosial

RABU, 05 JULI 2023 | 07:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden dilarang bertemu dan berkomunikasi dengan perusahaan media sosial untuk memoderasi konten mereka.

Putusan yang dikeluarkan pada Selasa (4/7) oleh seorang hakim federal di Louisiana, Hakim Terry Doughty,  mengindikasikan bahwa kemungkinan besar pemerintahan Biden telah bertindak terlalu jauh dalam upayanya mendorong perusahaan media sosial untuk menangani postingan yang mereka khawatirkan dapat berkontribusi pada keragu-raguan vaksin selama pandemi Covid-19, seperti dikutip dari Politico.

Putusan itu mengatakan lembaga pemerintah seperti Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dan FBI tidak dapat berbicara dengan perusahaan media sosial untuk "tujuan mendesak, mendorong, menekan, atau membujuk dengan cara apa pun untuk menghapus, menekan, atau mengurangi konten berisi kebebasan berbicara yang dilindungi" di bawah Klausul Kebebasan Berbicara dari Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.


Nama pejabat yang termasuk dalam pelarangan itu adalah Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dan Jen Easterly, yang mengepalai Cybersecurity and Infrastructure Security Agency.

Hakim Terry Doughty membuat beberapa pengecualian untuk komunikasi antara pejabat pemerintah dan perusahaan media sosial, termasuk untuk memperingatkan tentang risiko keamanan nasional dan aktivitas kriminal.

Litigasi tersebut awalnya diajukan oleh mantan Jaksa Agung Missouri Eric Schmitt dan Jaksa Agung Louisiana Jeff Landry.

Schmitt, yang terpilih menjadi Senat AS pada November, dalam cuitannya menyambut keputusan hakim federal tersebut dan menyebutnya sebagai kemenangan untuk kebebasan berbicara.

Perintah hari Selasa menandai kemenangan bagi Partai Republik yang telah menggugat pemerintahan Biden sejak 2022, dengan mengatakan pihaknya menggunakan krisis kesehatan virus corona dan ancaman informasi yang salah sebagai alasan untuk mengekang pandangan yang tidak setuju dengan pemerintah.

Pemerintahan Biden juga diduga secara efektif membungkam kaum konservatif dengan bersandar pada perusahaan media sosial swasta.

Pejabat Gedung Putih mengatakan Departemen Kehakiman sedang meninjau perintah tersebut dan akan mengevaluasi pilihannya.

Sementara platform Meta seperti Facebook dan Instagram, Twitter, dan YouTube Alphabet, belum memberikan komentarnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya