Berita

Garis di pipi Presiden AS Joe Biden terlihat dalam beberapa terakhir setelah ia menggunakan alat bantu napas/Net

Dunia

Menderita Sleep Apnea, Joe Biden Gunakan Alat Bantu Napas Saat Tidur

JUMAT, 30 JUNI 2023 | 07:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Gedung Putih akhirnya memberikan penjelasan mengenai kabar yang beredar luas tentang adanya garis-garis di wajah Presiden AS Joe Biden dalam beberapa hari terakhir.

Dalam pernyataannya pada Rabu (28/6) Gedung Putih menjelaskan bahwa garis-garis di wajah Biden muncul akibat mesin yang digunakannya untuk membantu mengatasi gangguan napas saat tidur.

"Presiden Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir telah mulai menggunakan mesin continuous positive airway pressure, atau CPAP, di malam hari untuk membantu sleep apnea," kata Gedung Putih, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (29/6).

Biden sendiri telah mengungkapkan sejak 2008 bahwa dirinya memiliki riwayat sleep apnea, di mana pernapasan dapat berhenti mendadak dalam sekian detik dan biasanya terjadi di malam hari.

"Biden menggunakan mesin itu (mulai) Selasa malam," kata pejabat Gedung Putih.

Garis-garis di wajahnya terlihat jelas saat dia berangkat Rabu pagi untuk berpidato di Chicago.

Mesin CPAP adalah perangkat bermotor yang memompa udara melalui masker untuk membuka jalan napas orang yang tidur. Sekitar lima juta orang Amerika telah mencobanya.

Riwayat Biden dengan kondisi tersebut telah lama terungkap, tetapi tidak dijelaskan selama pemeriksaan fisik terakhirnya di bulan Februari.

Ketika dia menjadi wakil presiden, dokter mencatat bahwa Biden memiliki detak jantung tidak teratur yang mungkin terkait dengan apnea.

Biden, 80 tahun, adalah satu dari jutaan orang yang menderita sleep apnea, gangguan tidur yang serius di mana orang berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih dalam satu waktu.

Sekitar 30 juta orang di AS diperkirakan memiliki kondisi tersebut, meski hanya sekitar 6 juta yang didiagnosis mengidapnya, menurut American Medical Association.

Pada orang dengan kondisi ini, otot tenggorokan dan lidah mengendur, dan menyumbat jalan napas saat tidur. Biasanya ini dipicu karena obesitas, penuaan, atau struktur wajah.

Mereka berhenti bernapas, terkadang hingga satu menit dan ratusan kali setiap malam, dan terbangun dengan terengah-engah. Ini membuat tidur mereka tidak nyenyak.

Sleep apnea yang tidak diobati dapat menyebabkan kantuk yang berbahaya dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Sleep apnea lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya