Pendeta sekte sesat Kenya, Paul Mackenzie/Net
Salah satu dari 30 orang tersangka sekte sesat Kenya dilaporkan meninggal dunia di penjara, usai menolak makan selama lebih dari 10 hari.
Dia adalah Joseph Juma Buyuka, salah seorang pengikut setia pendeta ajaran sesat, Paul Mackenzie, yang membunuh ratusan jamaah dengan menyuruh mereka mati kelaparan jika ingin bertemu Tuhan.
Seorang jaksa dalam kasus Mackenzie, Jami Yamina, pada Rabu (21/6) memberi tahu pengadilan Mombasa bahwa Buyuka telah berada dalam tahanan polisi selama lebih dari 60 hari.
Menurut Yamina, Buyuka dikonfirmasi meninggal dunia pada Senin (19/6) karena melakukan mogok makan selama 10 hari dalam tahanan.
“Ajudan (Mackenzie) menolak makan dan minum saat ditahan di Kantor Polisi Watamu,” ungkapnya, seperti dimuat News 24.
Yamina mengatakan Buyuka sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Malindi karena komplikasi terkait kelaparan.
"Berkas medisnya akan diserahkan setelah postmortem di Buyuka selesai," kata Yamina.
Dua tersangka lainnya, Evans Sirya dan Fredrick Karimi, yang juga dirawat di rumah rumah sakit yang sama masih dalam keadaan kritis.
Saat masih hidup, Buyuka bersama 15 tersangka lainnya hadir di pengadilan dalam keadaan kurus kering dan tidak bisa berdiri atau berjalan.
Petugas investigasi memberi tahu pengadilan pada saat itu bahwa para tersangka telah melakukan mogok makan.
April lalu, Pendeta sesat Mackenzie dituduh mengindoktrinasi para pengikutnya, meminta mereka untuk meninggalkan "kehidupan duniawi" dan bertemu dengan Tuhan Yesus melalui puasa ekstrem.
Kematian mereka juga mengikuti urutan tertentu: anak-anak pertama, kemudian wanita, orang yang belum menikah, yang sudah menikah dan akhirnya Mackenzie dan keluarganya.
Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat sekte kelaparan massal telah mencapai 336. Penyelamatan korban selamat dan penggalian jenazah juga terus dilakukan secara bertahap.