Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Analogi Jokowi soal Estafet Kepemimpinan Tidak Tepat

SABTU, 17 JUNI 2023 | 13:35 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengibarkan kepemimpinan nasional seperti tongkat estafet, bukan mesin pompa bensin, karena harus mulai dari nol lagi, dinilai tidak tepat.

Kondisi masyarakat pada dasarnya dinamis. Apa yang dinilai baik hari ini, bisa jadi di masa mendatang justru sebaliknya.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/6).


“Analogi itu terkesan memandang masyarakat statis. Penilaian masyarakat tentang pembangunan saat ini seolah tidak akan berubah. Anggapan seperti itu tentu sangat tidak tepat,” katanya.

Apalagi, sambung dia, PDIP sebagai partai penguasa sependapat dengan pernyataan Jokowi yang tidak tepat itu.

“Pola pikir seperti itu tentu sangat berbahaya, karena terkesan tidak peka terhadap perubahan masyarakat yang dilayani,” pungkasnya.

Sebelumnya, DPP PDIP sependapat dengan pernyataan Jokowi yang mengibarkan kepemimpinan nasional seperti tongkat estafet, bukan mesin pompa bensin, karena harus mulai dari nol lagi.

“Ya betul. Dari presiden ke presiden, melanjutkan apa yang belum dan meng-accelerate visi misi presiden sebelumnya,” kata Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/6).

Pernyataan Said Abdullah itu merespons pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa kepemimpinan nasional ke depan harus ada keberlanjutan, ibarat tongkat estafet.

Menurutnya, dalam sebuah kepemimpinan, sejatinya tidak ada istilah seperti mesin di pom bensin, yakni dimulai dari nol kembali.

“Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu dimulai dari nol. Ini apa kita mau seperti itu? Endak kan?" kata Jokowi, pada peluncuran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya