Berita

Prof Ikrar Nusa Bhakti/Ist

Politik

Prof Ikrar: Bung Karno Bapak Kemerdekaan Tiga Benua

JUMAT, 16 JUNI 2023 | 13:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kemerdekaan bangsa-bangsa dunia ketiga tidak lepas dari andil Bung Karno. Propaganda semangat nasionalisme Bung Karno didengar di seluruh penjuru dunia. Tujuan Bung Karno sangat mulia, yaitu ingin menghapuskan penjajahan di dunia.

Fakta tersebut diungkapkan oleh pakar politik, Prof Ikrar Nusa Bhakti, dalam Podcast "Bung Karno Series" di kanal YouTube BKN PDI Perjuangan yang dikutip Redaksi, Jumat (16/6).

“Bung Karno mendapat predikat bapak kemerdekaan bagi bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika latin,” ucap mantan Dubes Indonesia untuk Tunisia itu.


Ikrar menuturkan, Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung berhasil membakar semangat negara-negara di dua benua itu untuk merdeka. Bahkan Bung Karno secara khusus membuat kantor kemerdekaan bagi wilayah Arab Maghriyi di Menteng.

“Pedagang Arab dulu menyebut nama para wisatawan Indonesia dengan Soekarno dan kini mereka menyapa kita dengan nama Jokowi,” ungkap Gurubesar Riset LIPI tersebut.

Menurut pria yang kini menjabat tenaga profesional bidang politik Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) itu, kehebatan Jokowi tidak lepas dari peran Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, yang mampu mengubah perjalanan partai dari yang tertindas pada awalnya hingga melesat menjadi partai besar.

Keberhasilan itu merupakan hasil dari mengembangkan kapasitas kader hingga muncul nama-nama seperti Jokowi.

Ikrar menambahkan, “Seorang nasionalis sejati harus memikirkan nasib-nasib anak generasi kelompok bangsa yang status sosialnya rendah.”

Ikrar juga berpandangan, pemuda saat ini harus memiliki semangat seperti Bung Karno. Contohnya, setelah lulus dari ITB pada umur 26 tahun, Sukarno mendirikan PNI.

Untuk itu, mahasiswa sebaiknya tidak hanya meningkatkan kompetensinya, tetapi juga harus memiliki sensitivitas politik. Agar menjadi pemikir hebat dan pejuang yang mampu menduduki jabatan-jabatan publik.

Pemuda jangan terjebak pada almamaterisme, imbuh Ikrar, karena hal itu tidak sesuai dengan semangat Bung Karno.

“Dahulu hal tersebut kerap dilakukan, bahkan ada satu kementerian didominasi pejabat dari almamater yang sama. Tapi seiring perkembangan zaman, keterbukaan informasi mampu mengurangi sistem kolusi yang sangat buruk ini,” tegasnya.

Pria kelahiran 27 Oktober 1957 ini mengingatkan agar anak muda kekinian harus mengingat awal-awal kemerdekaan Indonesia. Di mana saat itu Bung Karno berfokus untuk membangun solidaritas masyarakatnya dibandingkan urusan ekonomi.

“Indonesia pada saat itu dikotak-kotakkan oleh Belanda, dibagi menjadi golongan-golongan agar terpecah belah. Bung Karno tidak ingin melihat hal itu, karena hal itu menjadi sumber perpecahan bangsa ke depannya,” pungkas Prof Ikrar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya