Berita

Pendiri Twitter, Jack Dorsey/Net

Dunia

Jack Dorsey: Twitter Banyak Hadapi Ancaman Penutupan dari India, Turki, dan Nigeria

SELASA, 13 JUNI 2023 | 18:58 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Twitter menghadapi ancaman penutupan dari India, Turki dan Nigeria yang mencoba mengontrol platform media tersebut di negaranya.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey dalam wawancaranya di saluran YouTube, yang telah menghebohkan jagat dunia maya.

Menurut penuturan Dorsey, India telah meminta penghapusan banyak tweet dan akun yang terkait dengan protes petani terhadap Perdana Menteri Narendra Modi pada 2021 lalu.

Selain itu pemerintah negara itu juga mengancam akan menyerbu rumah karyawannya  jika Twitter tidak mematuhi permintaan mereka. Dalam wawancara itu Dorsey menekankan bahwa ancaman tersebut dianggap tidak pantas.

“Kami akan menutup kantor Anda jika Anda tidak mengikutinya. Dan ini adalah India, negara yang demokratis,” sindir Dorsey.

Pernyataan Dorsey ini memicu kemarahan di India, dengan tuduhan bahwa Twitter telah melanggar hukum negara tersebut.

Menteri Negara untuk Teknologi Informasi Rajeev Chandrasekhar dengan keras membantah klaim Dorsey, dan menyebutnya sebagai kebohongan yang nyata.

"Saya sangat kecewa dengan upaya Jack Dorsey untuk berbohong tentang apa yang terjadi karena pernyataannya tidak benar dan salah," ujar Chandrasekhar, seperti dikutip dari La Prensa Latina, Selasa (13/6).

Pemerintah India juga menekankan bahwa setiap platform, termasuk Twitter, harus mematuhi hukum India dan melindungi hak dasar warga negaranya.

Selain itu, Dorsey juga menyebutkan tekanan serupa juga terjadi dari pemerintah Turki dan Nigeria, yang telah membatasi platformnya selama bertahun-tahun dengan ancaman.

Akibat aturan ketat dan banyaknya ancaman yang diterima, Dorsey mengatakan bahwa Twitter memutuskan untuk tidak menempatkan karyawannya di Nigeria, karena takut akan apa yang mungkin dilakukan pemerintah terhadap mereka.

Atas hal tersebut kelompok advokasi telah menyuarakan keprihatinan tentang situasi kebebasan hak asasi manusia di India, Turki dan Nigeria.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya