Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

7,8 Juta Anak Afghanistan Putus Sekolah dan Bekerja Lebih dari 15 Jam

SELASA, 13 JUNI 2023 | 17:13 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jutaan anak-anak yang dipekerjakan di Afghanistan terus meningkat di negara itu, terutama mereka yang terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya.

Begitu yang disampaikan oleh Kepala Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Ramin Behzad, dalam peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak pada Senin (12/6), yang digelar di Kabul.

"Lebih dari 1,06 juta anak terlibat dalam pekerjaan di Afghanistan pada tahun 2020 dan 2021. Kami menghitung mereka yang berusia antara 5 hingga 17 tahun," ujarnya.


Berdasarkan laporan dari Kementerian Pekerjaan Umum (MOPW) yang dipimpin Taliban, banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena mengalami masalah ekonomi dan kemiskinan.

"Sekitar 19,5 juta anak-anak tercatat di Afghanistan, di mana 11,4 juta dari mereka terdaftar di sekolah. Tetapi karena perang dan kemiskinan serta masalah ekonomi, 7,8 juta anak tidak bersekolah dan terlibat dalam pekerjaan berbahaya dan bekerja di jalanan," kata kepala kantor MOPW, Sharafuddin Sharaf, seperti dimuat ANI News, Selasa (13/6).

Sementara itu, ketua serikat pekerja nasional, Sharaf Hameedi, dalam gilirannya juga menuturkan bahwa anak-anak yang menghadapi kesulitan ekonomi itu bekerja selama lebih dari 15 jam. Sementara dalam peraturan, mereka tidak diperbolehkan bekerja lebih dari 35 jam dalam satu minggu.

Kondisi yang menimpa anak-anak di Afghanistan itu sangat memprihatinkan. Dalam hari peringatan itu, badan internasional, khususnya UNICEF, berkomitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut.  

"Apa pun penyebabnya, UNICEF bertujuan untuk mengakhiri pekerja anak dalam segala bentuk," tulis UNICEF Afghanistan dalam cuitannya di Twitter.

Dalam seruannya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga mendesak seluruh pihak untuk melipatgandakan upayanya agar praktik berbahaya dan eksploitasi anak dapat dihentikan di Afghanistan dan di seluruh dunia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya