Pelantikan BJ Habibie sebagai Presiden ketiga Republik Indonesia/Net
INDONESIA bukan negara Islam, tetapi Islam menjadi agama yang dianut oleh mayoritas penduduk. Ideologi Pancasila menjadi dasar untuk mengikat kemajemukan suku dan pluralitas agama yang ada di Indonesia.
Atas pluralitas tersebut, saat masa Presiden Soekarno dan Soeharto, kebijakan luar negeri Indonesia pun tidak serta-merta terdikte oleh ideologi Islam.
Namun setelah masa tersebut, tepatnya di masa pemerintahan BJ Habibie, Indonesia mulai mempromosikan identitas Islam di ranah internasional.
Sekilas Kehadiran Islam dan Kaitannya dengan Politik IndonesiaIslam telah hadir di Indonesia sejak abad ke-13 melalui interaksi perdagangan dengan para pedagang Arab dan muslim Gujarat. Tetapi, Islam baru menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia pada abad ke-16.
Proses penyebaran Islam di Indonesia tidaklah sederhana karena perlu waktu yang lama dan proses yang kompleks untuk dapat tersebar di kalangan masyarakat.
Islam semakin berkembang menjadi agama mayoritas di Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945. Pemerintah telah mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi di Indonesia.
Indonesia dikenal dengan Islam yang moderat karena adanya berbagai aliran dan kepercayaan lokal yang berpadu dengan ajaran Islam. Selain itu, negara juga telah berperan penting dalam mempromosikan dialog antaragama dan keharmonisan antaragama.
Singkatnya, sejarah Islam di Indonesia menggambarkan proses penyebaran dan perkembangan Islam serta eksistensi menjadi agama penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik sejak dahulu sampai saat ini.
Agama Islam telah eksis dalam ranah politik Indonesia membuktikan bahwa ada kesadaran akan keislaman dalam politik. Sejak kemerdekaan, partai-partai politik Islam telah berperan penting, seperti PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) guna mewakili suara umat Islam dan memperjuangkan kepentingan muslim.
Islam dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia Masa BJ HabibieIndonesia mengalami perubahan suasana politik secara signifikan setelah masa rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal BJ Habibie merupakan presiden Indonesia ketiga setelah Soeharto.
Masa pemerintahan BJ Habibie cukup singkat, hanya sejak 1998—1999. Meskipun singkat, Presiden Habibie memperhatikan Islam dalam hubungan politik luar negeri Indonesia.
Habibie berusaha memperbaiki
image Indonesia di mata dunia dan memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa. Serta meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Asia.
Habibie menjaga hubungan baik antara Indonesia dengan negara-negara Islam melalui berbagai cara, salah satu contohnya adalah dengan mengumumkan dukungan terhadap kebebasan Palestina.
Beliau mendukung OKI dalam memperjuangkan hak-hak Palestina dan penyelesaian konflik di kawasan Timur Tengah.
Habibie menekankan pentingnya hubungan baik dengan negara-negara Islam karena Indonesia memiliki kepentingan strategis dalam menjalin ikatan tersebut. Habibie memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara Islam, salah satunya Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Habibie juga memperkuat diplomasi konflik Timur Tengah, termasuk konflik antara Irak dan Amerika Serikat yang membuat eskalasi konflik di sana.
Indonesia berperan sebagai mediator dalam upaya penyelesaian dan perdamaian. Habibie dianggap berperan penting dalam upaya diplomasi meredakan ketegangan Timur Tengah saat itu.
Tidak hanya berfokus dengan negara-negara Arab, Habibie juga tidak lupa memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya, seperti Pakistan dan Bangladesh.
Komitmen yang dijalankan Habibie dalam memelihara hubungan baik antarnegara dan keharmonisan antaragama di Indonesia, serta antara umat Islam satu sama lain.
Hal itu menjadi cerminan bagi politik luar negeri yang dijalankan pada masa pemerintahannya. Di mana ia berusaha mempromosikan dialog dan kerja sama antaragama di tingkat internasional.
*Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif hidayatullah Jakarta