Dalam beberapa pidato di masa lalu, Presiden Tirkiye Recep Tayyip Erdogan menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "teman baik"/Net
Kemenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan disambut gembira oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada Erdogan atas kontribusinya dalam memperkuat hubungan antara Moskow dan Ankara.
“Kemenangan Anda dalam pemilu adalah hasil alami dari kerja tanpa pamrih Anda sebagai kepala Republik Turkiye. Ini merupakan bukti nyata dukungan rakyat Turkiye atas upaya Anda untuk memperkuat kedaulatan negara dan mengejar kebijakan luar negeri yang independen,” tulis Putin dalam sebuah pesan pernyataan kepada Erdogan, seperti dikutip dari RT, Senin (29/5).
Putin mengungkapkan Turkiye dan Rusia terlibat dalam banyak kerja sama yang saling menguntungkan, merujuk pada pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turkiye, Akkuyu, dan pembuatan pusat gas baru sebagai dua proyek bersama yang signifikan.
“Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya berharap Anda kembali meraih sukses, serta kesehatan dan kesejahteraan yang baik,” ujar Putin.
Erdogan mengumumkan kemenangan pada Minggu malam setelah mengalahkan saingan utamanya Kemal Kilicdaroglu dalam pemilihan presiden putaran kedua.
Dengan lebih dari 99 persen surat suara telah dihitung, Erdogan memimpin dengan 55,12 persen suara melawan Kilicdaroglu dengan 47,88 persen.
Turkiye adalah satu-satunya anggota NATO yang tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina, dan Erdogan telah mengambil sikap netral terhadap konflik tersebut.
Di bawah kepemimpinannya, Turkiye menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Moskow dan Kiev tahun lalu, dan menjadi perantara Prakarsa Butir Laut Hitam.
Hubungan itu bukannya tanpa kesulitan. Terlepas dari pernyataan Erdogan bahwa Turkiye menginginkan kesepakatan damai di Ukraina sesegera mungkin, Ankara telah menjual drone penyerang dan pengintai Bayraktar TB2 dan kendaraan lapis baja tahan ranjau Kipri ke Kyiv, yang memicu teguran dari Moskow minggu ini.
Namun, kemenangan Erdogan berarti menjadi sinyal kelanjutan hubungan yang stabil antara Moskow dan Ankara.
Erdogan dan Putin telah saling kenal selama beberapa dekade, dan telah bertemu beberapa kali sejak konflik di Ukraina dimulai. Kilicdaroglu, di sisi lain, tanpa dasar menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan bulan ini dan menjanjikan keselarasan yang lebih dekat dengan UE dan NATO.
“Anda memerlukan pendekatan yang seimbang terhadap negara seperti Rusia,” kata Erdogan kepada CNN awal bulan ini, menambahkan bahwa “kami adalah negara yang kuat dan kami memiliki hubungan positif dengan Rusia.”