Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus/Net
Munculnya wacana pasangan calon presiden Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan calon wakil presiden Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai poros keempat di Pilpres 2024 mendatang bisa dikategorikan terobosan yang rasional.
Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus berpendapat, semakin banyak calon pasangan Pilpres, juga akan berbanding lurus dengan kayanya gagasan untuk visi dan agenda kebangsaan di masa depan.
"Ibarat pepatah, lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya. Lain orang lain pemikiran, lain pula idenya dan gagasannya," demikian pepatah yang disampaikan Guspardi, Minggu (28/5).
Menurut Guspardi, duet ketua umum partai berlambang pohon beringin dan matahari putih itu bisa jadi alternatif baru yang bisa dipertimbangkan oleh rakyat Indonesia.
Legislator asal Sumatera Barat II ini mengemukakan, skenario poros ke empat muncul karena PAN dan Golkar bisa mendaftarkan capres dan cawapres sendiri. Secara matematika politik, Golkar dan PAN mengantongi 22,43 persen jumlah kursi DPR. Artinya, melewati syarat ambang batas
presidential threshold 20 persen.
Guspardi mengatakan, wacana menduetkan Airlangga-Zulhas akan terus dikaji dengan matang. Sebab, PAN juga masih mempunyai alternatif mendukung Prabowo atau Ganjar.
Pandangan Guspardi, selama ini Airlangga-Zulhas merupakan tokoh yang memiliki pengalaman yang mumpuni dalam konteks penyelenggaraan negara.
Detailnya, Zulhas ketua umum partai, berpengalaman sebagai anggota DPRRI dan beberapa kali menjadi menteri dan Ketua MPR RI.
"Sehingga layak disebut politisi kawakan dengan rekam jejak yang mumpuni. Begitu juga Pak Airlangga track recordnya tak kalah mentereng," ungkap pria yang karib disapa Gaus ini.
Ia mengatakan, duet Airlangga-Zulhas sudah sepantasnya didukung. Sebab, strategi koalisi pilpres dengan poros baru keempat akan membuat kemungkinan pilpres satu putaran sulit terjadi.
Dengan demikian, Guspardi meyakini kontestasi pesta demokrasi akan lebih bemakna dengan saling melahirkan dan memproduksi ide dan gagasan yang bernas.
"Untuk kemajuan berbangsa dan bernegara serta akan meningkatkan kualitas demokrasi itu sendiri," pungkas anggota Baleg DPR RI itu.