Berita

Representative Images/Net

Dunia

Dituding Memasok Peluru Artileri ke Ukraina, Seoul Bantah Laporan Media AS

SABTU, 27 MEI 2023 | 13:03 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Seoul membantah laporan media AS yang menyebutkan negaranya telah memasok peluru artileri ke Ukraina melalui Washington.

Klaim tersebut dibantah oleh Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dengan menyatakan bahwa posisi negaranya saat ini masih belum berubah, yaitu tetap menolak memberikan bantuan senjata mematikan ke negara yang berkonflik.

Pada pengarahan reguler, laporan yang ditulis oleh Wall Street Journal (WSJ) itu juga telah dibantah oleh juru bicara Kementerian Pertahanan, Jeon Ha-kyu.


"Tidak ada perubahan dalam posisi dasar mengenai dukungan untuk Ukraina, tetapi pemerintah akan mengambil tindakan yang tepat sambil meninjau secara komprehensif situasi perang dan situasi kemanusiaan di Ukraina," ujarnya.

Namun seperti yang dimuat WSJ, outlet media AS itu menyoroti pernyataan Presiden Korsel Yoon Suk-yeoul baru-baru ini di Washington yang tampaknya menyetujui kemungkinan negaranya untuk mengubah kebijakan lama terkait pengiriman bantuan senjata mematikan ke Ukraina.

“Mungkin sulit bagi kami untuk bersikeras hanya pada dukungan kemanusiaan atau keuangan. Oleh karena itu, jika saatnya tiba, kita juga harus memasok beberapa senjata mematikan ke Ukraina, ketika situasi di medan pertempuran berubah, tidak akan ada situasi Korea Selatan yang berpaling dari upaya bersama komunitas internasional,” ujar Yoon.

Seperti dimuat Hankyoreh, Jumat (26/5), sikap perubahan Yoon mulai terlihat setelah KTT 26 April lalu antara Korsel dan AS yang menghasilkan Deklarasi Washington, yang menguraikan pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) Korea Selatan-AS untuk memperkuat komitmen AS dalam memperpanjang pencegahan nuklir.

Atas deklarasi tersebut, Seoul diduga memberi imbalan dengan menyediakan artilerinya ke Ukraina yang diduga akan diberikan secara tidak langsung.

Akan tetapi, meski laporan tersebut telah dibantah, kantor kepresidenan berdalih bahwa mereka saat ini hanya mempertimbangkan kemungkinan pengiriman pelurunya untuk menakut-nakuti Rusia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya