Berita

Aksi di depan kantor Bawaslu menolak hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019/RMOL

Politik

Saiful Mujani: Tak Mengakui Kekalahan Pilpres Merusak Demokrasi

SELASA, 23 MEI 2023 | 22:29 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Peneliti senior Saiful Mujani mengingatkan masyarakat tentang kerusuhan yang pernah terjadi pada 22 Mei 2019 lalu di Indonesia. Kerusuhan yang menelan korban tewas hingga 10 orang itu dinilai seharusnya tak boleh terjadi.

Kerusuhan bermula dari adanya aksi menolak hasil rekapitulasi pemilu 2019 dari KPU yang memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin. Titik pusat massa kala itu berada di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.

“Hari ini, 22 Mei 2019, terjadi kerusuhan yang menelan banyak korban karena yang kalah Pilpres tidak mengakui kalah,” tulis Saiful Mujani di akun Twitter pribadinya, @saiful_mujani dikutip Selasa (23/5).

Saat itu, rival Jokowi-Maruf dalam kontestasi Pemilu 2019 adalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Berdasarkan penetapan KPU, pasangan nomor urut 01 unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen.

Sementara, perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.

“Kejadian ini menurunkan martabat kita sebagai bangsa beradab,” tegas Saiful lagi.

Pendiri Saiful Mujani Research and Center ini berharap kejadian tersebut tidak terulang di Pemilu 2024 mendatang.

“Jangan sampai terulang perbuatan yang merusak demokrasi kita ini,” tandasnya.

Kerusuhan akibat aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat terjadi pada Rabu, 22 Mei 2019 silam. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan sudah terjadi sejak Selasa 21 Mei 2019 pukul 23.00 WIB hingga Rabu 22 Mei 2019.

Ini merupakan peristiwa memilukan yang mencoreng demokrasi di Indonesia. Aksi tersebut bertujuan untuk menolak hasil rekapitulasi pemilu 2019 dari KPU yang memenangkan pasangan Jokowi-Maruf Amin. Titik pusat massa berada di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.

Aksi tersebut turut menelan korban jiwa, salah satunya adalah Muhammad Harun Al Rasyid. Bocah berusia 15 tahun itu ditemukan tewas tertembak di Jembatan Layang Slipi, Jakarta Barat pada Rabu 22 Mei 2019.

Dalam peristiwa itu, polisi mengamankan sekitar 300 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di sejumlah tempat di Jakarta pada 21-22 Mei. Polisi menyebut 300 orang ini berasal dari Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Nasdem Usung 6 Kadernya Bertarung di Pilkada

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:59

Mantan Bupati Probolinggo akan Didakwa Kasus TPPU Rp256 Miliar

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:50

Pesawat Airbus AS Berisi 149 Penumpang Terbakar Saat Lepas Landas

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:50

DPR Minta Kapolri Ungkap Pelaku Utama Kasus Vina Cirebon

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:40

Demokrat: Aksesibilitas Kunci Bobby Nasution Bangun Sumut

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:33

Pertamina Siapkan Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:30

Indonesia Sambut Baik Keputusan Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Palestina

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:21

Besok, Ahmad Sahroni Diperiksa Pengadilan Tipikor

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:20

Ketua KPU Manggarai Barat Dipecat Imbas Kasus Pelecehan ke Pegawai

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:17

Irjen Dedi Raih Rekor MURI Perwira Tinggi Polri Penulis Buku Terbanyak

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:08

Selengkapnya