Presiden Joko Widodo saat tampil di forum Musyawarah Rakyat (Musra)/RMOL
Gelagat kepindahan pendukung Joko Widodo ke Prabowo Subianto sudah tercium lama ketika banyak gerbong relawan tidak tegas menyatakan dukungan secara terbuka untuk Ganjar 2024.
“Seperti barisan relawan besutan Noel dan Projo di bawah komando Budi Arie, mereka tidak mau tergesa-gesa dukung Ganjar. Mereka masih solid satu komando dengan bos besar mereka, Jokowi,” kata Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo 2024, Heru Subagia diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (20/5).
Pandangan tersebut ia sampaikan merespons klaim Ketua Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer atau Noel yang menyebut 90 persen relawan Jokowi se-Jawa Tengah bulat mendukung Prabowo Presiden pada 2024.
Menurutnya, perebutan pengaruh dukungan relawan Jokowi dan pro Ganjar sudah dimulai ketika PDIP mengakusisi relawan Ganjar yang dimotori Adian Napitupulu. PDIP, kata dia, tidak mau relawan Ganjar bernaung di balik Jokowi.
“Ini menjadi kekalahan besar bagi Gubernur Jateng karena tidak punya barisan riil relawan yang asli ber-DNA Ganjar. Sangat sedikit relawan terlahir dari rahim Ganjar Pranowo,” kata Heru.
Perpindahan relawan pendukung Joko Widodo ke Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 juga menjadi tanda Jokowi ingin membuat posisi politik jelas. Artinya, Jokowi tidak mau lagi di bawah pengaruh politik Ketua Umum PDIP, Megawati.
Jokowi sudah membangun gerbong sendiri dengan relawan untuk menjamin komunikasi dengan capres lain, seperti Prabowo dan Airlangga. Hal ini tercermin pada sikap Jokowi saat Musra beberapa waktu lalu yang tidak fokus kepada Ganjar.
“Saat ini dengan pembuktian jelas bahwa hasil Musra di GBK kemarin, Jokowi membacakan ada 3 calon presiden, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Airlangga,” tutup Heru.