Berita

Militer Myanmar/Net

Dunia

Militer Myanmar Impor Senjata Belasan Triliun Rupiah Sejak Kudeta, Rusia dan China Pemasok Utama

KAMIS, 18 MEI 2023 | 11:58 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Militer Myanmar mengimpor setidaknya satu miliar dolar (sekitar Rp 14 triliun) untuk pasokan senjatanya sejak mereka mengambil alih pemerintahan di negara itu pada 2021.

Laporan itu dirilis oleh PBB, yang berjudul "Perdagangan Kematian Miliar Dolar: Jaringan Senjata Internasional yang Mengaktifkan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Myanmar".

Dalam laporan tersebut, menurut Pelapor Khusus PBB Tom Andrews, bahwa Rusia, China, Singapura, Thailand, dan India, telah aktif berkontribusi sebagai negara pemasok utama perdagangan senjata di Myanmar.


“Rusia dan China terus menjadi pemasok utama sistem senjata canggih untuk militer Myanmar, masing-masing menyumbang lebih dari 400 juta dolar (Rp 5,9 triliun), dan 260 juta (Rp 3,8 triliun) sejak kudeta, dengan sebagian besar perdagangan berasal dari entitas milik negara,” kata Andrews dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, pasokan senjata senilai 254 juta dolar juga telah dikirim kepada lusinan entitas di Singapura dengan transaksi menggunakan bank-bank Singapura.

Sementara puluhan juta dolar lainnya juga telah mengalir kepada entitas perusahaan senjata di Thailand dan India yang mengizinkan militer yang berkuasa di Myanmar itu untuk memiliki senjata dari negara mereka.

Berdasarkan laporan yang dimuat TRT World, Kamis (18/5), senjata yang diimpor itu telah digunakan junta untuk melakukan kekerasan dan penyerangan kepada warga negaranya sendiri, yang telah menyebabkan banyaknya kasus pelanggaran HAM di negara itu.

Menurut kelompok pemantau lokal Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik di Myanmar, sejak militer menggulingkan kekuasaan pemerintah terpilih, mereka terus melancarkan serangannya dengan membunuh lebih dari 1.500 orang, dan memenjarakan belasan ribu penduduk yang anti-junta.

Untuk itu, dalam laporan tersebut Andrew mendesak kepada negara-negara anggota PBB untuk meningkatkan pantauannya di Myanmar dan membantu menghentikan aliran senjata di negara itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya