Berita

Anggota KPU RI, Idham Holik/Net

Politik

Banjir Sengketa Pencalegan Pernah Terjadi di Pemilu 2019, Imbasnya KPU Ubah SK DCT hingga 6 Kali

KAMIS, 04 MEI 2023 | 19:19 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Banyaknya pengajuan sengketa proses pemilu dalam tahapan pendaftaran bakal calon anggota legislatif (bacaleg), pernah dialami Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu Serentak 2019.

Hal itu disampaikan anggota KPU RI, Idham Holik dalam diskusi bertajuk "Antisipasi Banjir Sengketa pada Pendaftaran Caleg 2024", yang digelar Bawaslu berkolaborasi dengan Koalisi Pewarta Pemilu (KPP), di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).

Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI ini menjelaskan, banjir sengketa proses pemilu dalam tahapan pencalegan di Pemilu 2019, terjadi pasa tahun 2018, atau pada saat tahapan pencalegan berlangsung.

"Belajar dari pengalaman 2018 lalu, tepatnya pasca 20 September 2018, itu ada beberapa sengketa proses yang diajukan di Bawaslu dan dipenuhi (dinilai terbukti)," ujar Idham dalam paparannya.

Mantan anggota KPU Provinsi Jawa Barat ini menguraikan, imbas dari banjir sengketa yang terjadi membuat KPU harus mengubah Daftar Calon Tetap (DCT).

"Sehingga, KPU beberapa kali melakukan perubahan terhadap SK DCT (Surat Keputusan Daftar Calon Tetap). Total perubahan terhadap SK DCT pada Pemilu 2019 sebanyak enam kali, dan untuk DPD sebanyak empat kali," katanya.

Akan tetapi, Idham menegaskan bahwa sengketa proses pemilu tidak hanya diajukan parpol peserta pemilu ke Bawaslu. Akan tetapi, juga diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Karena ada dua kanal pengajuan sengketa proses pemilu tersebut, Idham menyatakan bahwa KPU harus menganulir keputusannya dalam tahapan pencalegan.

"Artinya, perubahan ini akibat dari yang namanya sengketa proses yang tidak hanya terjadi di bawaslu tapi juga di PTUN," demikian Idham menambahkan.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

UPDATE

Polisi Kejar Perempuan Pemasok Sabu Tiga ASN

Sabtu, 25 Mei 2024 | 00:05

Witan Sulaeman Berangkat Haji

Sabtu, 25 Mei 2024 | 00:02

BTN Kampanye Lawan Bullying di NTT

Jumat, 24 Mei 2024 | 23:28

Tak Ada Pilihan Bagi PKS kecuali Anies Baswedan

Jumat, 24 Mei 2024 | 23:08

Mayoritas Kontainer Tertahan di Pelabuhan Bahan Baku

Jumat, 24 Mei 2024 | 23:04

Positif Pakai Sabu, Tiga ASN Asal Ternate Ditetapkan Jadi Tersangka

Jumat, 24 Mei 2024 | 23:00

Petugas Siagakan Layanan Lansia Bagi Jemaah Haji Indonesia di Makkah

Jumat, 24 Mei 2024 | 22:53

Terungkap, Pelaku Penusukan Ustaz di Kebon Jeruk Sudah Berniat Jahat Sejak 2 Tahun

Jumat, 24 Mei 2024 | 22:51

Delay Hingga 5 Jam, Garuda Tanggung Kompensasi Kloter 11 Embarkasi Medan

Jumat, 24 Mei 2024 | 22:44

Kata Ganjar, Ucapan Megawati Agar Kader Tidak Goyang-goyang Bukan ke Jokowi

Jumat, 24 Mei 2024 | 22:36

Selengkapnya