Berita

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ketika mengumumkan Deklarasi Washington/Net

Dunia

Kutuk Deklarasi Washington, Korut Bersumpah Perkuat Militer

MINGGU, 30 APRIL 2023 | 08:37 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Korea Utara bersumpah untuk meningkatkan pencegahan militer terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), sebagai tanggapan atas Deklarasi Washington yang diumumkan oleh Seoul dan Washington.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA pada Minggu (30/4) mengecam Deklarasi Washington yang dinilai sebagai produk kebijakan bermusuhan terhadap Pyongyang.

KCNA juga menyebut kunjungan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ke AS pada pekan ini merupakan perjalanan paling bermusuhan, agresif, provokatif, dan berbahaya untuk perang nuklir.

Di Washington, Yoon mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden dan mengumumkan pengadopsian Deklarasi Washington, di mana AS akan berbagi informasi tentang operasi dan perencanaan nuklir dan strategis serta secara teratur menyebarkan aset strategis ke Korea Selatan.

"'Deklarasi Washington' tentang meningkatkan kepraktisan 'pencegahan yang diperpanjang' yang diberikan oleh AS adalah produk tipikal dari kebijakan bermusuhan yang keji terhadap RRDK," kata KCNA, mengacu pada Republik Rakyat Demokratik Korea.

Dalam laporannya, KCNA juga mempermasalahkan peringatan Biden selama konferensi pers bersama bahwa jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, itu akan mengakibatkan "akhir rezim". Ini adalah pertama kalinya Biden berbicara tentang mengakhiri rezim Korea Utara.

"Yang lebih serius adalah bahwa Biden, presiden AS, berani membuat pernyataan panik dan sembrono tentang 'akhir rezim' terhadap RRDK. Dalam situasi seperti itu, wajar saja bagi RRDK untuk meningkatkan pencegahan militernya sesuai dengan lingkungan keamanan yang parah saat ini dan masa depan," tulis KCNA.

Sehari sebelumnya, Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengutuk Deklarasi Washington. Ia mengatakan itu adalah cerminan keinginan tindakan yang paling bermusuhan dan agresif oleh Seoul dan Washington dan memperingatkan rencana sekutu hanya akan menimbulkan bahaya yang lebih serius.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya