Berita

Representative Images/Net

Dunia

Sembilan Tahun Ditahan di Thailand, Pengungsi Uighur Meninggal Dunia

JUMAT, 28 APRIL 2023 | 12:13 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Seorang pria etnis Uighur yang ditahan di Thailand pada 2014 setelah melarikan diri dari China, meninggal dunia dalam penahanan imigrasi Bangkok pada pekan lalu.

Berdasarkan laporan yang dimuat Al Jazeera, Kamis (27/4), yang mengutip pernyataan dari Kongres Uighur Sedunia dan Proyek Hak Asasi Manusia Uighur (UHRP), Mattohti Mattutsun meninggal karena dugaan gagal hati di Pusat Penahanan Imigrasi Suan Phlu di Bangkok pada 21 April lalu.

Mattohti meninggal dalam usia ke-40 tahun. Ia bersama ratusan warga Uighur lainnya pada 2014 lalu hendak menuju Malaysia dengan harapan dapat selamat dari kamp penyiksaan di China. Namun dalam pelariannya mereka ditangkap otoritas Thailand sebagai migran ilegal.

Kini, Mattohti menjadi pengungsi Uighur kedua yang meninggal dalam tahanan Thailand pada tahun ini. Atas kematian terbaru kali ini, pihak UHRP mengkritik pemerintah Thailand karena tidak segera membebaskan para pengungsi Uighur.

"Berapa banyak lagi kematian yang akan terjadi sebelum pihak berwenang Thailand bertindak dengan kemanusiaan untuk membebaskan orang-orang tak bersalah yang hanya mencari tempat berlindung yang aman?" kata Direktur Eksekutif UHRP Omer Kanat dalam pernyataan tersebut.

Menurutnya, tidak ada satu pun masyarakat dunia yang mencoba mengulurkan tangan mereka untuk menyelamatkan dan membebaskan para pengungsi Uighur yang ditahan di negara itu.

Presiden Kongres Uighur Dunia Dolkun Isa menuturkan bahwa ada kekhawatiran yang mendalam terkait masalah kondisi penahanan yang keras di pusat penahanan itu, yang hanya akan menyebabkan kematian lainnya dari tahanan yang tersisa di Thailand.

Kelompok Human Rights Watch (HRW) pun menuturkan hal serupa, mereka menyayangkan penahanan yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh otoritas Thailand di pusat imigrasinya.

“Kematian Mattohti Mattursun harus membunyikan alarm untuk mengakhiri kebijakan kasar yang memenjarakan pencari suaka dan pengungsi untuk waktu yang lama,” ujar Direktur Asia HRW, Elaine Pearson.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

UPDATE

Sudarnoto: Indonesia Bisa Manfaatkan Kelemahan AS di DK PBB

Minggu, 12 Mei 2024 | 21:54

Layanan Makkah Route 2024 Diberlakukan di Tiga Embarkasi

Minggu, 12 Mei 2024 | 21:45

Difasilitasi Sudaryono, Demokrat dan Gerindra Sepakat Koalisi

Minggu, 12 Mei 2024 | 21:32

Prabowo-Gibran Jangan Sembarangan Bikin Proyek Strategis

Minggu, 12 Mei 2024 | 21:11

Di Gresik, 2 Kepala Desa Nyalon Bupati Jalur Perseorangan

Minggu, 12 Mei 2024 | 20:58

Duet Muhidin-Hasnuryadi di Pilkada Kalsel, untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 12 Mei 2024 | 20:39

Badan Ruang Angkasa India Cetak Mesin Peluncur Satelit dengan Teknik 3D

Minggu, 12 Mei 2024 | 20:26

Korban Meninggal Akibat DBD di Grobogan 13 Jiwa

Minggu, 12 Mei 2024 | 20:14

Balap Motor di Malaysia, Remaja 14 Tahun asal Lembang Naik Podium

Minggu, 12 Mei 2024 | 19:46

Jumlah Wisman Meningkat, Pimpinan MPR Ingatkan Jangan Cepat Puas

Minggu, 12 Mei 2024 | 19:31

Selengkapnya