Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Menolak Lulus Sekolah

RABU, 26 APRIL 2023 | 08:40 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

SOEGIHARTO adalah kakak pertama laki-laki. Ketika sekolah dasar, dia menolak pindah ke sekolah dasar papan atas. Sekolah favorit tingkat lokal di wilayahnya. Unggulan.

Dia menolak lulus. Menolak, karena terpesona tidak ingin berpisah dengan gurunya yang cantik. Cantik, karena pintar mengajar di kelas secara memesona. Bukan mengajar secara langitan, melainkan mengajar yang dapat dimengerti. Dipahami. Bukan mengajar secara horor. Full horror. Sekolah dasar yang merdeka, memerdekakan.

Sekolah pascasarjana sekarang direformasi. Organisasinya yang direformasi. Semula sekolah magister tidak terlalu dibeda-bedakan dengan sekolah doktoral. Sungguh amat sangat menyenangkan berada satu kelas, yang tanpa dibeda-bedakan, ketika itu. Satu kelas bersama mantan Menteri Keuangan. Satu kelas dengan Dirjen. Satu kelas dengan pengamat ekonomi yang terkenal.

Oleh karena boleh satu kelas, kemudian terjadi insiden yang menyedihkan. Misalnya, mahasiswa yang sekolah magister mendapat nilai ujian sebesar 96 dengan amat sangat mudah, bahkan ditambah bonus menjadi 116, namun mahasiswa sekolah doktoral menggunakan soal cerita yang sama berbentuk essay, kemudian mereka ada yang mendapat nilai paling tinggi sebesar 45.

Artinya, soal cerita tidak cocok untuk tidak dibeda-bedakan antara sekolah magister dibandingkan sekolah doktoral. Kejadian tersebut kemudian ditafsirkan menjadi perlu dibedakan menjadi mata kuliah minor dan major, namun bukan soal urusan kekurangan jumlah guru besar dan jabatan fungsional akademik associate professor dibandingkan jumlah mahasiswa (AEE).

Atas nama keberlanjutan program studi berbasiskan minor sebagai pengkhususan keahlian, sekalipun AEE ideal tidak terpenuhi, maka dosen-dosen mencurahkan pengabdian luar biasa. Jumlah mahasiswa doktoral minimal 3 orang per kelas, supaya ekonomis.

Namun, yang terjadi adalah pelanggaran AEE. Misalnya, 1 orang mahasiswa per kelas kemudian dicarikan 1 orang mahasiswa lagi yang menolak-nolak lulus, sehingga terdapat argumentasi perlunya mengajar secara patungan oleh 4 dosen berkualifikasi doktor, yang berkeahlian tinggi dan mumpuni di bidangnya, selain berpengalaman super senior.

Super, karena tidak kunjung mengurusi administrasi kepangkatan, agar tidak menolak lulus sebagai guru besar.

Singkat cerita, mahasiswa menolak lulus dan dosen menolak naik kepangkatan jabatan fungsional akademik guru besar adalah suatu perjalanan dinamika sejarah yang lama terjadi. Meminta seorang guru besar, agar mengizinkan seorang teman yang terpesona lupa sibuk mengabdi ke luar negeri di bidang pendidikan, supaya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan rangkaian sidang doktoral.

Itu juga bagian dari tawar-menawar tentang pentingnya untuk mempunyai seorang teman. Teman dan pada kesempatan yang lain bertindak sebagai murid, itu menjadi alasan yang penting untuk bersedia beregenerasi. Yakni, kesediaan untuk sabar menonton guru besar bersemangat mengajar dengan teknik langitan.

Penulis adalah Peneliti Indef dan Pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Cuma Rebut 1 Gelar dari 4 Turnamen, Ini Catatan PBSI

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:37

Anggaran Dipangkas Belasan Triliun, Menag: Jangan Takut!

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:31

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen Sepanjang 2024

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:23

Aset Raib ID Food Ancam Asta Cita Prabowo

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:13

Persoalkan Penetapan Tersangka, Tim Hukum Hasto Ungkap Sprindik Bocor

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:10

Setelah Identifikasi, Jasa Raharja Pastikan Salurkan Santunan Kecelakaan GTO Ciawi

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:59

Truk Pengangkut Galon Kecelakaan, Saham Induk Aqua Anjlok Merosot 1,65 Persen

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:57

Komisi V DPR Minta Polisi Investigasi Perusahaan Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:51

Partai Buruh Geruduk Kantor Bahlil Protes LPG 3 Kg Langka

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:41

DPR Siap Bikin Panja Imbas Laka Maut Truk Galon Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30

Selengkapnya